Maisyarah Rita | DETaK
Darussalam-Museum Tsunami (MuTsu) Aceh kembali mengadakan aksi tanam pohon tahap ke-IV, pada 12 november 2017 di desa Tibang, Banda Aceh.
Kegiatan tersebut merupakan rangkaian lanjutan aksi penanaman 13.000 pohon dalam rangka memperingati 13 tahun gempa dan tsunami Aceh yang akan dilaksanakan pada 26 Desember 2017 mendatang. Sedikitnya, 700 bibit tanaman disediakan pada kegiatan yang diikuti oleh 200 relawan dari berbagai komunitas yang tersebar di Banda Aceh dan sekitarnya.
Pada aksi yang dilangsungkan kali ini, terdapat 3 jenis tanaman yang disediakan oleh panitia penyelanggara untuk ditanam pada areal tanam yang telah ditetapkan, diantaranya bibit cemara, bibit ketapang, dan bibit mahoni yang ditanam secara teratur dengan jarak tertentu dari pinggir lapangan.
“Pemilihan jenis tumbuhan ini disesuaikan dengan kondisi lahan yang ada di lapangan, juga kita buat tata letak variasi tanaman supaya indah,” ungkap Cut Murnita selaku Ketua Pelaksana kegiatan.
Cut juga menjelaskan bahwa kegiatan aksi yang dilakukan secara bertahap setiap minggunya ini, akan berakhir pada 26 Desember 2017 mendatang, dengan penggenapan jumlah 13.000 pohon yang ditanam tersebar di seluruh Aceh.
“Jadi kita puncak acaranya pada 26 Desember nanti, sesuai dengan peringatan gempa dan tsunami Aceh, kita kegiatan tanamnya tersebar di berbagai wilayah, sekarang di Tibang, minggu depan di Lambhuk, juga ada komunitas di Gayo Lues yang Alhamdulillah melaksanakan aksi penananam 2.000 bibit pohon yang diminta kepada kami,” jelas Cut.
Menurut keterangan tambahan Cut, kegiatan yang sejauh ini menuai respon positif dari masyarakat setempat wilayah penanaman dan juga relawan aksi di sekitar Banda Aceh, kegiatan tersebut juga sempat menarik perhatian relawan yang berasal dari luar kota.
“Komunitas di Medan kemarin minta diundang dalam kegiatan asi hari ini, namun karena jadwalnya terlalu mendesak, mereka akan ikut pada aksi puncaknya nanti,” terang Cut.
Kemudian, Hibatul Azizi salah satu relawan aksi kegiatan yang ditemui detakusk.com disela-sela aksi kegiatan penanaman, mengungkapkan bahwa kegiatan aksi ini merupakan wujud aksi kepedulian yang mampu ditunjukkan oleh generasi muda terhadap lingkungan dan juga wilayahnya, sehingga Hibatul berharap kegiatan serupa dapat menjamur lebih gencar kedepannya.
“Kegiatan semacam ini sangat bermanfaat terutama dalam menunujukkan kepedulian kita terhadap wilayah kita, apalagi daerah kita memang wilayah bencana, baik itu gempa dan lain sebagainya, sehingga dengan adanya pohon yang kita tanam dan tumbuh dapat mengurangi dampak yang ditimbulkan bencana nantinya. Juga, harapannya kegiatan semacam ini lebih banyak lagi dan terus berlanjut, karena kita bukan sekedar menanam, melainkan juga merawat dan melestarikan,” ungkap Hibatul.
Selanjutnya, Hibatul juga tampak aktif merangkul dan mengajarkan dua orang anak laki-laki yang ditemuinya di sekitar wilayah penanaman mengungkapkan alasan terkait kegiatannya tersebut.
“Jumpa anak-anak sedang main, kalau diajak tanam pohon pasti mereka lari, jadi saya tuntun mereka secara lebih nyaman, supaya mereka juga tahu tentang kegiatan-kegiatan bermanfaat, setidaknya mereka tahu tata cara menanam, sehingga nantinya generasi penerus kita bisa tahu tata cara untuk menghasilkan udara bersih,” tutur Hibatul secara santai. []
Editor: Dinda Triani