Beranda Terhangat Pemira BEM FH USK Tahun 2021 Gunakan E-Voting

Pemira BEM FH USK Tahun 2021 Gunakan E-Voting

BERBAGI
(Dok. Panitia)

Shella Agustia Putri | DETaK

Darussalam- Pemilihan Raya (Pemira) untuk memilih Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum (FH) Universitas Syiah Kuala (USK) tahun 2021 resmi dibuka pada Rabu, 7 April 2021 dari pukul 08.00 s.d. 16.00 WIB secara daring dengan menggunakan sistem E-Voting.

E-Voting pada Pemira FH USK tahun 2021 difasilitasi oleh Information and Communication Technology (ICT) USK. Sistem yang digunakan sama seperti Pemira USK pada Februari lalu, yaitu pemilihan dilakukan pada situs web voting.unsyiah.ac.id dengan memasukkan Nomor Induk Mahasiswa (NIM) dan kata sandi dari Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) untuk dapat memilih kandidat Ketua BEM.

Iklan Souvenir DETaK

Muhammad Yunus, selaku sekretaris dari Komisi Pemilihan Raya (KPR) FH USK menilai pemilihan melalui E-Voting ini mempermudah pelaksanaan pemilihan BEM FH USK kali ini.

“Dari pihak ICT memfalisitasi terkait pemilihan BEM FH USK, pihak ICT telah menyiapkan data mahasiawa aktif FH secara otomatis dalam sistem e-voting, dan hal ini juga dapat meminimalisir kecurangan,” ungkap Yunus.

Antusiasme mahasiswa Fakultas Hukum USK pada Pemira FH kali ini terlihat dari jumlah mahasiswa yang sudah menggunakan hak pilihnya hingga pukul 13.00 WIB sudah mencapai 63% dari seluruh mahasiswa aktif FH.

“Melihat antusiasme dari pemilih sesuai dengan Quick Count yang kami periksa di portal E-Voting ICT USK mencapai 994 mahasiswa yang sudah memilih dari 1579 mahasiswa aktif,” lanjutnya.

Salah satu mahasiswa Fakultas Hukum USK yang sudah menggunakan hak pilihnya dalam Pemira FH USK 2021, Novi Wulandari, mengungkapkan bahwa pemilihan melalui E-Voting ini sangat efektif karena ditengah pandemi yang sangat tidak memungkinkan diadakannya keramaian, penggunaan teknologi seperti E-Voting sangat dibutuhkan.

“Jadi kegiatan regenerasi kepemimpinan tetap dapat dijalankan dalam situasi apapun, karena kemajuan teknologi mempermudah kita juga,” tuturnya.

Di samping keefektifannya, Novi Wulandari juga merasakan pemilihan melalui E-Voting kurang memberikan esensi pesta demokrasi dibanding dengan pemilihan langsung. “Kalau pemilihan secara langsung lebih terasa suasana pesta demokrasinya, dari mengambil surat suara, mencoblos, memasukkan surat suara ke dalam kotak suara, deg-degannya terasa ketika melakukan pemilihan secara langsung,” pungkas Novi.[]

Editor: Muhammad Abdul Hidayat