Beranda Terhangat Mahasiswa FH USK Raih Juara 3 Pada Ajang Debat Nasional Law Fair...

Mahasiswa FH USK Raih Juara 3 Pada Ajang Debat Nasional Law Fair 2025

BERBAGI
Foto bersama tim yang menjuarai kompetisi debat hukum nasional LAW FAIR 2025.25/04/2025.(Dok. pribadi)

Amirah Nurlija Zabrina | DETaK

Darussalam- Mahasiswa Fakultas Hukum (FH) Universitas Syiah Kuala (USK) meraih juara ketiga pada Ajang Kompetisi Debat Hukum Mahasiswa Nasional “Law Fair 2025” yang digelar Universitas Riau pada Minggu, 25 April 2025.

Kompetisi debat hukum ini mengusung tema “Rekonstruksi Tatanan Hukum Indonesia Menuju Indonesia Emas 2045”  dengan sistem penilaian victory point dan diikuti oleh 8 tim dari Universitas yang ada di Indonesia, yaitu Universitas Indonesia, Universitas Brawijaya, Universitas Islam Riau, Universitas Syiah Kuala , Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, dan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Iklan Souvenir DETaK

Tim debat hukum dari USK  terdiri dari Iqromi Firdana sebagai ketua dengan 2 anggota lainnya yaitu  Aliffia Putri Syla dan Zaira Azzahra. Mereka mempersiapkan kompetisi ini dengan memahami mosi debat secara detail hingga mencoba untuk melihat dari berbagai sudut pandang; tataran filosofis, yuridis, dan sosiologis. 

Salah satu anggota tim yaitu Aliffia Putri Syla menjelaskan bahwa mereka membagi tugas riset secara adil agar efektif, disertai diskusi rutin dan simulasi debat untuk memperkuat argumentasi serta kekompakan tim. Kesiapan mental dan strategi juga dijalani dengan diiringi doa.

“Kami membagi tugas riset antar setiap pembicara agar lebih efisien, lalu rutin diskusi dan simulasi debat untuk mengasah argumentasi dan membangun chemistry. Persiapannya bukan hanya soal materi, namun juga terhadap mental dan strategi tim. Tentunya dengan diiringi oleh doa,” ujarnya.

Aliffia dan tim mengungkapkan bahwa motivasi mengikuti kompetisi debat hukum ini untuk menguji kapasitas diri dan berpikir kritis, serta membuktikan bahwa mahasiswa hukum tidak hanya paham teori tetapi mampu menyampaikan argumen hukum yang tajam dan relevan.

“Motivasi terbesar kami adalah  menguji kapasitas diri dan mengasah kemampuan berpikir kritis dalam konteks hukum. Kami ingin membuktikan bahwa mahasiswa hukum tidak hanya bisa paham teori, tapi juga mampu menghasilkan argumen hukum secara tajam dan relevan terhadap isu aktual,” ungkapnya.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa dengan mengikuti lomba seperti debat hukum dapat menjadi tempat belajar yang tidak hanya bersaing namun dapat berkembang sebagai anggota tim dan menambah pengalaman yang didapatkan baik dari anggota tim atau lawan.

“Selain itu, ikut lomba seperti ini juga jadi ruang belajar terbaik, kami tidak hanya bersaing, tapi juga bertumbuh bersama sebagai tim, serta pengalaman terbaik yang bisa kami dapatkan baik itu dari tim sendiri maupun tim lawan,” ucapnya.

Mereka juga mendorong mahasiswa untuk tidak ragu mencoba dan mengikuti lomba itu tidak harus dimulai dari kemampuan tertinggi melainkan dari kemauan untuk belajar, kerja sama dan konsisten.

“Pesan kami sederhana yaitu jangan takut untuk mencoba dan mulai dari mana pun kamu berada. Tidak harus menjadi yang paling pintar untuk ikut lomba, yang penting mau belajar, kerja sama, dan konsisten,” jelasnya.

Menurut mereka bahwa debat hukum bukan hanya perihal menang namun wadah untuk melatih pola pikir, menumbuhkan kepekaan terhadap isu hukum, serta membentuk karakter intelektual. Kesempatan yang datang harus dimanfaatkan sebaik mungkin. 

“Debat hukum bukan cuma soal menang, tapi soal melatih cara berpikir, membangun kepekaan terhadap isu hukum, dan membentuk karakter intelektual. Jadi, kalau punya kesempatan ambil. ‘Competition is not about winning, it’s about improving’,” tutupnya.[]

Editor: Nasywa Nayyara Tsany