Beranda Siaran Pers Empat Mahasiswa Unsyiah Berikan Sosialisasi Bahaya Styrofoam di MTsN Model Banda Aceh

Empat Mahasiswa Unsyiah Berikan Sosialisasi Bahaya Styrofoam di MTsN Model Banda Aceh

BERBAGI
Pemaparan materi tentang bahaya Styrofoam oleh mahasiswa THP Unsyiah. (Dok. Pribadi)

Siaran Pers | DETaK

Banda Aceh– Polystyrene atau yang lebih dikenal dengan sebutan Styrofoam adalah wadah busa sekali pakai yang sering digunakan untuk membungkus makanan siap saji dan jajanan kaki lima lainnya. Styrofoam terbuat dari styrene yang direaksikan dengan benzene.

Penggunaan Styrofoam pada makanan panas dan berlemak dapat menyebabkan monomer styrene berpindah ke makanan yang ada di dalam wadah. Selain itu limbah Styrofoam merupakan limbah yang sulit diurai, buktinya dapat dilihat pada selokan-selokan yang ada di Banda Aceh. Berdasarkan data EPA (Environmental Protection Agency) limbah Styrofoam merupakan penghasil limbah paling berbahaya kelima terbesar di dunia. Selain itu pembuatan Styrofoam menimbulkan bau yang tak sedap dan melepaskan 57 zat berbahaya ke udara.

Iklan Souvenir DETaK

Melirik fenomena tersebut, pada tanggal 11 Maret 2020 lalu, empat mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian (THP) Fakultas Pertanian (FP) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) yang diketuai oleh Fathurrahman Luthfi dengan beranggotakan Permata Salsa Assyifa, Farah Nadia, dan Muhammad Tryvan Fayyadh melakukan sosialisasi kepada siswa MTsN Model Banda Aceh mengenai bahaya penggunaan Styrofoam pada kemasan makanan anak.

Kelompok yang dibimbing oleh Ismail Sulaiman ini memberikan materi dengan membawa beberapa kemasan stryrofoam di kantin sekolah, dan menampilkan video akan bahaya kemasan Styrofoam. Tujuan dari pemberian video tersebut adalah agar siswa dapat melihat sendiri bagaimana bahaya Styrofoam pada tubuh manusia dan lingkungan. Selain itu, mereka juga memberikan kuisioner pre dan post tes untuk melihat peningkatan kesadaran siswa setelah diberitahu akan bahaya Styrofoam, dan membawa contoh kemasan Styrofoam tersebut.

“Kegiatan ini kami lakukan untuk menumbuhkan kesadaran siswa akan bahaya Styrofoam, dan membiasakan siswa menggunakan wadah yang aman untuk kesehatan dan lingkungannya yakni dengan membawa wadah makan sendiri. Dalam kegiatan ini kami mengajarkan siswa bagaimana cara memilih wadah makanan yang benar dengan menunjukkan dan memberitahukan arti dan maksud dari kode yang ada pada tiap kemasan. Selain itu, kami juga menghimbau para siswa untuk selalu membawa wadah makanan sendiri setiap ingin membeli makanan di luar,” ujar Fathurrahman.

Untuk mewujudkan gagasan ini, keempat mahasiswa Unsyiah melakukannya dalam empat tahapan. Pertama, pemberian pre tes kuisioner; kedua, penyuluhan dan demonstrasi kemasan dengan kode yang berbeda-beda; ketiga, pemutaran video; keempat, pemberian kuisoner post tes; dan kelima, memberikan brosur dari Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM) akan bahaya Styrofoam.

“Program penyuluhan akan bahaya Styrofoam sudah digalakkan oleh beberapa pihak, namun kesadaran penjual akan hal ini masih minim, sehingga diperlukannya kesadaran dari konsumen itu sendiri dalam menjaga kesehatan dan lingkungannya. Kami berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran siswa untuk mulai membawa wadah makanan sendiri dan mengurangi penggunaan Styrofoam sehingga terhindar dari resiko mendapatkan penyakit dan menjaga kelestarian lingkungan di sekitar sekolah,” ujar Faturrahman.

Editor: Missanur Refasesa