Puisi | DETaK
Saat matahari mulai menyinari bumi
Aku yang sedang naik kendaraan
Melihat seorang Ayah mendorong kendaraannya menuju tempat penjualan bensin
Namun, ketika sampai, beliau mundur
Beliau melanjutkan perjalanan dengan mendorong kendaraannya
Aku terus mengikutinya
Lalu, sampai di tempat isi minyak kedua
Kembali dia memundurkan kendaraannya
Aku terus mengikutinya
Sampai di pertengahan jalan
Beliau berhenti
Mengipaskan diri dengan selembar daun
Aku menemuinya
Aku menangis
Sebab yang beliau cari sedaritadi adalah minyak yang seharganya sama seperti awal
Tapi kini berbeda
Uang yang beliau punya setara dengan harga minyak yang dulu
Beliau meninggalkan anak-anaknya yang ingin ke sekolah
Hanya untuk mencari minyak yang seharga dengan uangnya
Tapi, sejauh beliau mendorong kendaraannya, juga tak ditemukan
Minyak kendaraan sangatlah berarti untuknya
Untuk mengantar jemput anak-anaknya membutuhkan minyak
Tapi, karena jumlah yang naik, beliau pulang dengan berjalan kaki
Beliau menangis
Tak bisa mengantar jemput anak-anaknya
Minyak yang habis
Harga minyak yang naik
Tak menjadi masalah untuk rakyat yang memiliki rezeki lebih
Namun
Untuk rakyat kecil
Uang dan minyak menjadi suatu hal yang difikirkan
Itulah alasan bapak-bapak menangis.[]
Penulis adalah Ade Risna Andriani, mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala.
Editor: Della Novia Sandra