Febby Andriyani | DETaK
Darussalam- Sempat diundur beberapa waktu lalu, Pemilihan Raya (Pemira) Universitas Syiah Kuala (USK) akhirnya resmi dilaksanakan menjelang minggu terakhir bulan Ramadhan, yaitu pada 22-23 April 2022.
Denny Bagus Pratama, anggota Divisi Seleksi Komisi Pemilihan Raya (KPR) USK mengatakan tidak ada unsur kesengajaan untuk melaksanakan Pemira di waktu yang sudah mendekati lebaran Idul Fitri, hal yang menjadi kendala utamanya adalah dinamika politik yang terjadi di kampus.
“Bukan kami yang sengaja mengulur waktu Pemira ke waktu dekat lebaran atau saat bulan puasa, tetapi memang dinamika politiknya yang jalan seperti itu,” ucapnya.
Denny menyampaikan bahwa 13 Januari merupakan jadwal awal pelaksanaan Pemira, namun jadwal tersebut terus bergeser karena kenihilan pasangan calon (paslon) yang mendaftarkan diri.
“Jadikan, kalau misalnya ada Pemira ini harusnya ada dua pasangan baru bisa kita jalankan sesuai dengan Surat Rektor kemarin. Harus ada dua pasangan yang mendaftar baru bisa dilaksanakan Pemira. Sudah kami buka pendaftaran, baru kemarinlah ada pasangan satu lagi yang mencalonkan diri, bukan kami yang mengulur waktu Pemira,” ucapnya.
Fajrol Islami selaku Sekretaris Divisi Seleksi Pemira menyampaikan bahwa penundaan Pemira tidak boleh dibiarkan berlarut-larut karena akan menyebabkan kekosongan kepemimpinan, pertimbangan lain adalah karena sudah mendekati masa pergantian semester.
“Kenapa kami buatnya sudah dekat lebaran, karena orde pemerintahan kita khususnya tingkat mahasiswa itu sudah lama kosong dan tidak bisa kita teruskan berlarut-larut. Pucuk kepemimpinan harus segera diisi, karena kita akan menyambut semester baru. Kalau memang bisa kita pemira sekarang, kita buat,” ujarnya.
Lebih lanjut Fajrol menyebutkan bahwa momen pelaksanaan Pemira yang bertepatan dengan momen menjelang lebaran bukan menjadi alasan untuk mahasiswa USK tidak memberikan hak suaranya. Menurutnya, semua mahasiswa bisa melakukan e-voting di manapun mereka berada asalkan mempunyai akses internet.
“Kalau dulu mungkin waktu masih pakai kotak suara alasannya mahasiswa sudah pada pulang kampung, jadi tidak bisa memilih. Kalau sekarangkan kita menggunakan sistem daring, jadi walaupun di rumah, di luar daerah, atas dasar dia masih bisa mengoneksikan hp-nya ke internet, dia bisa memilih,” ucap Fajrol.
Selain itu dengan kemudahaan akses internet saat ini, Fajrol mengatakan seharusnya mahasiswa bisa dengan mudah mengetahui informasi tentang paslon dan jalannya Pemira, baik itu di akun Instagram paslon terkait atapun akun Instagram KPR. [*]
Editor: Della Novia Sandra