Beranda Pemira USK Ini Kata Mahasiswa FMIPA Terkait Pemungutan Suara Menggunakan Sistem E-Voting

Ini Kata Mahasiswa FMIPA Terkait Pemungutan Suara Menggunakan Sistem E-Voting

BERBAGI
Ilustrasi. (Wendi Amiria/DETaK)

Marsa Nurmalisari | DETaK

Darussalam – Pemungutan suara Pemira 2022 telah diselenggarakan pada Jumat, 22 April 2022 pukul 09.00 WIB menggunakan sistem e-voting melalui akun KRS masing-masing mahasiswa. Penutupan akan dilakukan pada pukul 15.00 WIB di hari Sabtu, 23 April 2022.

Beberapa mahasiswa memiliki pertanyaan terkait kebenaran hasil dari e-voting tersebut. Berikut jawaban beberapa mahasiswa FMIPA mengenai tingkat kepercayaan mereka terkait e-vote yang dilakukan. 

Iklan Souvenir DETaK

Nurma Aisyah, mahasiswa Jurusan Fisika FMIPA menyebutkan bahwa hasil voting adalah murni karena setiap Tim Sukses sudah mengantongi sejumlah suara.

“Hasil dari pemilihan, itu memang benar. Kan setiap calon tu ada Timses-nya kan, jadi Timses ni tugasnya udah data luan, jadi udah ada masing-masing kubu. Misal dah pegang 5000 suara, tapi memang hasilnya murni, tergantung relasi calon dan Timses-nya lah kita bilang,” ujar Nurma.

Cut Nurhidayanti dari Jurusan Informatika FMIPA juga percaya atas hasil e-vote selagi admin server tidak memihak kepada salah satu paslon.

“Kami pernah juga buat e-vote, jadi e-vote itu penandanya adalah NPM (Nomor Pokok Mahasiswa). NPM itu unik karena setiap mahasiswa punya NPM yang berbeda gitu dia, jadi secara teori hasilnya itu benar, karena satu mahasiswa ya satu suara gitu kan. Tapi gatau kita kalo admin servernya berpihak maka bisa saja disalahgunakan dan dirubah sehingga menimbulkan kecurangan,” ungkap Cut.

Di sisi lain, Yolanda Naca Indria dari Jurusan Farmasi FMIPA susah untuk percaya jika hasil perhitungannya tidak disiarkan secara live.

“Kalau gak disiarin live hasil pemungutan suaranya, keknya susah dipercaya kalo itu murni. Apalagi anak USK sering share NPM sama password saat nitip absen, itu juga bisa disalahgunakan,” jelasnya.

Adapun mahasiswi Jurusan Statistika, Siti Rieka Nur Fathinah juga kurang percaya terhadap hasil e-voting, namun tak punya alasan yang kuat terkait hal itu karena keamanan dipegang oleh pihak ICT.

“Hmm kurang percaya sih. Tapi kita ga punya alasan kuat juga untuk ga percaya, soalnya kan keamanannya katanya dah diperketat dengan adanya kerja sama sama ICT kan,” sebutnya.[*]

Editor: Indah Latifa