Beranda Artikel Stres Selama Kuliah, Bagaimana Cara Mengatasinya? Lakukan Tips Berikut

Stres Selama Kuliah, Bagaimana Cara Mengatasinya? Lakukan Tips Berikut

BERBAGI
Ilustrasi. (Muhammad Abdul Hidayat [AM]/DETaK)

Artikel | DETaK

Mahasiswa dituntut untuk selalu tegar dalam menghadapi segala problematika yang muncul selama perkuliahan. Apakah itu mengenai tugas yang kian hari kian bertambah sehingga menjadi tumpukan yang harus diselesaikan dalam waktu singkat, atau mengenai persoalan organisasi kampus yang terus bermunculan dan harus segera dituntaskan. Kemudian ditambah dengan sistim pembelajaran daring sekarang ini yang merepotkan sebagian mahasiswa. Kuat atau tidak kuat, segala beban tersebut harus tetap dijalani sebagai konsekuensi yang harus diterima oleh seorang mahasiswa.

Tak jarang, banyak dari mahasiswa merasa terbebani dengan semua itu sehingga mengalami stres dalam dirinya. Stres adalah hal yang lumrah yang bisa kita jumpai di kalangan mahasiswa. Namun, bukan berarti stres tersebut bisa kita abaikan begitu saja tanpa perlu usaha untuk mengatasinya. Stres yang berlebihan akan berakibat buruk bagi kesehatan fisik maupun mental. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah efektif dari diri sendiri apabila perasaan stres itu muncul. Apa-apa saja itu? Mari simak beberapa tips berikut ini.

  1. Atur Pola Makan yang Baik
Iklan Souvenir DETaK

Stres dapat membuat perilaku makan seseorang berubah dari biasanya, tergantung dari bagaimana tingkat stres yang ia rasakan. Pada kasus stres ringan atau sering disebut stres akut, proses kerja fisiologis tubuh akan melambat sehingga membuat nafsu makan menjadi berkurang. Kebanyakan orang akan memilih untuk tidak makan dan hal ini berisiko menimbulkan gangguan dalam sistim pencernaan di dalam tubuh, seperti naiknya asam lambung, keram perut, ataupun diare.

Berbeda halnya dengan kasus stres berat atau stres kronis. Biasanya stress ini akan berlangsung lama sehingga akan terjadinya peningkatan hormon kortisol di dalam tubuh yang dapat memicu meningkatnya nafsu makan. Meningkatnya rasa nafsu makan tanpa disertai pengontrolan terhadap jenis makanan yang dimakan akan menyebabkan penumpukan lemak atau pun naiknya gula darah di dalam tubuh. Tak heran mengapa saat stres berkepanjangan orang akan terlihat lebih gemuk dari biasanya. Ini tentunya akan meningkatkan risiko terjadinya obesitas, penyumbatan pembuluh darah, atau bahkan diabetes.

Dari kedua kasus di atas, tentu saja pengaturan pola makan adalah hal penting yang harus selalu diperhatikan oleh mahasiswa yang sedang mengalami stres. Tujuannya tidak lain supaya menghindari timbulnya penyakit baru yang tidak diinginkan sehingga akan menambah beban pikiran baru.

2. Rajin Berolahraga

Melakukan aktivitas olahraga yang rutin tentunya dapat menjadi solusi yang tepat berikutnya. Tubuh akan menghasilkan tiga hormon di saat seseorang diserang rasa stres, yaitu hormon kortisol, norepinefrin, dan adrenalin. Dengan rutin berolahraga, produksi dari ketiga hormon tersebut akan menurun sehingga perlahan-lahan rasa stres akan berkurang, atau bahkan hilang.

Selama berolahraga, peneliti juga mengungkapkan bahwa tubuh akan menghasilkan hormon endorfin, yaitu hormon yang menyebabkan timbulnya rasa bahagia. Hormon ini akan memicu timbulnya perasaan positif di dalam pikiran yang menjadikan seseorang merasa lebih percaya diri dan semangat dalam mengatasi masalah.

Waktu terbaik untuk berolahraga adalah di pagi hari, sebab udara yang dihirup di waktu tersebut masih belum bercampur dengan polusi, seperti asap kendaraan. Oleh karenanya, olahraga yang dilakukan di pagi hari berpotensi menyehatkan paru-paru dan melancarkan sirkulasi darah di dalam tubuh. Bagi mahasiswa, ada baiknya sebelum berangkat kuliah menyempat waktu sekitar 15 menit untuk berolahraga, bisa dengan lari laun ataupun senam lantai.

3. Istirahat yang Cukup

Apabila tubuh yang lelah sekaligus stres dipaksa untuk bekerja terus-menerus, maka kesehatan mental maupun fisik akan terganggu. Tubuh diharuskan memperbaiki setiap sel yang ada di dalam tubuh melalui proses tidur. Selama tidur juga, otak akan merasa lebih rileks dengan mentransfer semua beban pikiran ke dalam alam bawah sadar. Inilah yang menjadi alasan mengapa setelah bangun tidur perasaan seseorang akan lebih lapang dan badan pun terasa lebih segar.

Namun, ini bermasalah jika jam tidur dikurangi dari normalnya. Lembaga Sleep Council mengungkapkan bahwa untuk orang yang berusia dari 18 tahun hingga 65 tahun pada umumnya memerlukan jam tidur selama 7 sampai 9 jam. Jika waktu tidur tersebut dikurangi, maka kemungkinan besar tubuh tidak akan mendapatkan tidur yang berkualitas. Itu karena otak tidak masuk ke tahap akhir dari tidur, yaitu REM (Rapid Eye Movement), pada tahap itulah tubuh dan otak akan merasa rileks.

4. Buat Perencanaan Belajar dan Target

Umumnya stres juga akan menyerang seseorang yang tidak memiliki motivasi kuat dalam melakukan sesuatu. Ini berkaitan dengan bahagia atau tidaknya dia saat menjalani suatu proses. Orang yang mempunyai target dan perencanaan yang bagus tentunya akan menikmati setiap progres dalam mencapai tujuannya. Sebaliknya, orang yang tidak mempunyai hal tersebut akan merasa tertekan sekaligus pesimis dengan segala rintangan yang ditemuinya.

Siapkan kertas kosong, lalu tulis apa-apa saja yang kamu inginkan selama kuliah, terutama di semester yang sedang kamu jalani sekarang. Buat target yang realistis dengan menilai kemampuan yang kamu miliki terhadap target yang kamu inginkan tersebut. Setelah itu, buat perencanaan belajar sebagai tahapan-tahapan yang harus kamu lalui guna mencapai target yang telah kamu susun sebelumnya.

Dengan memiliki perencanaan belajar dan target, seseorang akan mudah dalam meminimalisir penyebab dari datangnya stres. Umumnya di kalangan mahasiswa saat pandemi ini, penyebab utama munculnya perasaan stres adalah karena pemberian tugas yang berlebihan dari beberapa dosen suatu mata kuliah. Melalui perencanaan belajar dan target, maka masalah itu akan teratasi dengan mudah sebab kita telah mengatur waktu kapan dan berapa lama pekerjaan itu diselesaikan. Tentunya itu akan mengurangi beban pikiran yang menjadi sumber dari stres.

5. Luangkan Waktu untuk Liburan

Ini merupakan opsi terakhir jika stres yang kamu rasakan belum juga hilang. Setelah lelah berkutat dengan berbagai persoalan kuliah, ada baiknya kamu menyisihkan waktu untuk pergi berlibur. Tidak perlu ke tempat yang jauh dengan biaya mahal untuk bisa pergi liburan, kamu cukup pergi ke tempat yang menurutmu nyaman di daerahmu untuk melepas segala rasa lelah dan meluapkan semua beban pikiranmu.

Pertama, tentukan waktu dimana kamu bebas dari segala urusan perkuliahan, apakah itu hari libur, seperti di akhir pekan atau libur semester, atau hari dimana kamu memilki jadwal kuliah yang sedikit. Kamu tentunya bisa mengajak beberapa orang temanmu untuk bersenang-senang bersama. Lalu, nikmati setiap pemandangan yang ada di pelupuk matamu, amati sembari merenungkan apa yang menjadi alasanmu untuk kuliah. Kamu juga bisa melimpahkan semua rasa resahmu ke teman yang kamu ajak sebelumnya. Dengan begitu, rasa stres yang selama ini menghantui jiwamu akan lenyap tanpa sisa, dan selanjutnya adalah waktu buatmu untuk memulai semangat baru dalam mengarungi samudera perkuliahan.

Itulah beberapa tips yang dapat kamu lakukan saat kamu merasa stres terhadap semua perkara kuliah yang sedang dijalani. Stres merupakan alarm bagi diri kita sendiri supaya kita lebih memerhatikan keadaan fisik maupun mental yang sedang dialami. Melalui upaya-upaya yang bijak, perasaan stres yang selama ini terpendam di dasar pikiran bisa hilang dan pastinya akan lebih siap dalam menjalani kuliah di semester depan.[]

Penulis bernama Muhammad Abdul Hidayat. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Syiah Kuala, angkatan 2019. Ia merupakan salah satu anggota magang di UKM Pers DETaK.

Editor: Cut Siti Raihan