Beranda Artikel 6 Rekomendasi Drama Korea yang Angkat Isu Kesehatan Mental

6 Rekomendasi Drama Korea yang Angkat Isu Kesehatan Mental

BERBAGI
Rekomendasi drama korea dengan tema kesehatan mental. (Dok. Ist)

Artikel | DETaK

Kesehatan mental menjadi topik yang semakin mendapat perhatian dalam masyarakat saat ini. Dapat kita lihat banyak insiden bunuh diri di kalangan mahasiswa atau individu tertentu yang dilakukan karena kondisi depresi yang mereka alami. Drama Korea atau drakor menjadi salah satu bentuk hiburan yang tentunya tidak hanya menghibur, tetapi juga dapat menjadi sarana untuk memahami isu-isu seputar Kesehatan mental. Berikut adalah beberapa drakor yang mengangkat tema Kesehatan mental :

1. Daily Dose Of Sunshine

Iklan Souvenir DETaK

“Daily Dose of Sunshine” adalah drama komedi yang mengisahkan kisah haru dan seru di balik kehidupan di bangsal psikiatri. Drama ini dibintangi Jung Da-Eun (Park Bo-Young) seorang perawat baru di bangsal psikiatri, beradaptasi dengan suasana baru yang sebelumnya bekerja di bangsal penyakit dalam. Meskipun sulit, ia berusaha dengan maksimal untuk merawat pasien di bawah bimbingan Kepala Perawat Song Hyo-Jin (Lee Jung-eun).

Drama ini membuat penonton diperkenalkan pada pemahaman mendalam tentang berbagai penyakit mental serta pentingnya dukungan bagi individu yang mengalaminya. Melalui pendekatan pengobatan yang beragam untuk setiap pasien, drama ini menyoroti kerumitan dalam penanganan kesehatan mental. Meskipun kesembuhan tidak instan, “Daily Dose of Sunshine” menegaskan bahwa melalui pengobatan teratur dengan mengonsumsi obat maupun terapi maka proses penyembuhan dapat membawa damai dalam hidup seseorang.

2. It’s Okay To Not Be Okay
Drama “It’s Okay to Not Be Okay” mengisahkan tentang Moon Gang-tae (Kim Soo-hyun), seorang pekerja di rumah sakit psikiatri yang menjalani kehidupan dengan beban emosional yang berat. Moon Gang-tae bertemu dengan Ko Moon-young (Seo Yea-ji), seorang penulis buku anak-anak terkenal dengan kepribadian yang rumit. Keduanya memiliki masa lalu yang sulit dan perjalanan mereka bersama membawa mereka untuk saling menyembuhkan.

Ko Moon-young perempuan dengan latar belakang keluarga yang penuh tragedi menemukan kenyamanan emosional melalui hubungannya dengan Moon Gang-tae. Sementara itu, Gang-tae, yang bertanggung jawab atas adiknya yang memiliki gangguan autism menemukan dukungan dan cinta yang lama dinantikannya. Drama ini tidak hanya menggali hubungan romantis antara dua karakter utama, tetapi juga menampilkan berbagai isu kesehatan mental, penyembuhan, dan pencarian makna dalam hidup.

3. Summer Strike
“Summer Strike” adalah drama yang mengisahkan kehidupan Lee Yeo Reum (Seolhyun), seorang wanita muda yang muak dengan kehidupan di kota besar. Merasa lelah akibat pekerjaan yang rendah gaji, hubungan yang gagal, dan kehilangan ibunya, Yeo Reum memutuskan berhenti bekerja dan pindah ke Desa tepi laut Angok. Ia menemukan teman baru dan menghadapi peristiwa yang mengancam jiwa. Di sana, dia bertemu dengan An Dae Bum (Im Siwan), seorang petugas perpustakaan dengan masa lalu kelam.
Alur penceritaan yang lambat memberi ruang bagi karakter-karakter untuk berkembang dari satu episode ke episode berikutnya. “Summer Strike” juga memberikan visual gambar yang menenangkan dengan langit biru, pohon hijau, dan ombak laut yang tenang. Desa pedesaan yang tenang menjadi tempat penyembuhan, mengundang penonton untuk beristirahat dari kehidupan perkotaan yang penuh tekanan.

4. Move To Heaven
Drama ini menceritakan tentang keluarga yang menjalankan bisnis pembersihan tempat tinggal dari orang yang telah meninggal, yang dikenal sebagai “Move to Heaven.” Pemuda dengan sindrom Asperger, Geu Ru (Tang Jun Sang), harus beradaptasi dengan pamannya, Sang-gu (Lee Je-hoon), setelah kematian ayahnya. Mereka bekerja bersama dalam menyusun barang-barang pribadi orang yang meninggal, mengungkap kisah hidup dan makna di baliknya.
Geu Ru dengan keunikannya, membantu orang-orang di sekitarnya untuk memahami dan menerima perasaan mereka terhadap orang yang telah pergi. Drama ini, selain menyentuh hati dengan cerita yang penuh empati, memberikan pandangan mendalam tentang keberagaman manusia dengan cara berbeda dalam menghargai kehidupan serta mengenang orang-orang yang telah meninggal. Drama ini menampilkan sebuah perjalanan penuh makna yang mengajarkan tentang cinta, kehilangan, dan arti sejati dari hidup.

5. Find Me in Your Memory
“Find Me in Your Memory” adalah drama yang menceritakan Lee Jung-Hoon (Kim Dong-wook) seorang pembawa berita yang memiliki kondisi yang disebut hyperthymesia, yang memungkinkan dia untuk mengingat setiap momen dalam hidupnya dengan jelas. Lalu dia bertemu Yeo Ha-Jin (Moon Ga-young) seorang aktris sedang naik daun yang memiliki masa lalu yang traumatis. Saat mereka saling mengenal, mereka terperangkap dalam kehidupan satu sama lain dengan menghadapi tantangan cinta, kenangan, dan trauma masa lalu.

Drama ini mengangkat tema cinta dan penyembuhan dengan menggabungkan elemen romansa yang unik terkait dengan ingatan luar biasa dari karakter Utama. “Find Me in Your Memory” menerima ulasan positif karena alur cerita yang menarik dan chemistry antara aktor utama.

6. Our Blues
“Our Blues” adalah drama yang memaparkan kisah-kisah kehidupan yang beragam dari para penduduk Pulau Jeju. Drama ini memiliki konsep alur yang berbeda setiap episodenya yang digambarkan oleh sutradara Kim Kyu Taa dengan mengeksplorasi sejumlah cerita yang realistis dan penuh perasaan.

Cerita dalam drama ini menggambarkan perjuangan karakter-karakter dengan masalah cinta, keluarga, persahabatan dan kesehatan mental yang menampilkan pemahaman yang mendalam tentang tantangan dan perjalanan penyembuhan mereka. Dengan tambahan visual indah yang menampilkan kecantikan alam Pulau Jeju, “Our Blues” tidak hanya menyuguhkan kisah-kisah yang menginspirasi tetapi juga memanjakan penonton dengan keindahan pemandangan Pulau Jeju.
Nah, itulah enam rekomendasi drakor yang bisa kalian tonton untuk menambah pemahaman dan pandangan terhadap Kesehatan mental, serta menginspirasi kita untuk lebih peduli terhadap isu Kesehatan mental.

Penulis adalah Salsabira, Mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Syiah Kuala. Ia juga merupakan anggota magang di UKM Pers DETaK.

Editor: Aisya Syahira