Beranda Terkini HIMAKA FEB USK Gelar Pelatihan Penggunaan Aplikasi SIAPIK dan Menganyam

HIMAKA FEB USK Gelar Pelatihan Penggunaan Aplikasi SIAPIK dan Menganyam

BERBAGI
Pelatihan menganyam di Gampong Nusa dalam rangka GEMADES yang di dilaksanakan oleh Himpunan Mahasiswa Akuntansi. 19/10/2025 .(Khairunnisa Hamzah [AM]/DETaK)

Khairunnisa Hamzah [AM] & Defi Ulantari [AM] | DETaK

Darussalam-Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HIMAKA) Universitas Syiah Kuala (USK) mengadakan kegiatan Gerakan Membangun Desa (GEMADES) di Gampong Nusa, Lhoknga, Aceh Besar, Minggu 19 Oktober 2025. Kegiatan ini menggelar Pelatihan Penggunaan Aplikasi SIAPIK dan Menganyam, yang diikuti oleh 24 peserta dengan tema “Bijak Finansial, Tangguh Digital : Menuju Desa Mandiri”.

Kegiatan Gerakan Membangun Desa (GEMADES) dibuka dengan serangkaian kata sambutan dari berbagai pihak dan dilanjut dengan menjalakan program kerja seperti pelatihan penggunaan aplikasi keuangan yang disebut dengan SIAPIK, pelatihan penganyaman bersama warga Gampong Nusa, dan dilanjutkan dengan Tour Desa.

Iklan Souvenir DETaK

Teuku Abiyyu, selaku koordinator lapangan menjelaskan tema acara ini diambil, karena manfaat dari kegiatan GEMADES ini ditujukan bersifat dua arah, Masyarakat desa mendapatkan pemahaman baru mengenai pencatatan keuangan secara digital dan mahasiswa dapat mengenal lebih dalam adat budaya dan kerajinan tangan yang ada di Gampong Nusa melalui kerajinan menganyam, dan tour desa.

“Desa dapat dikatakan mandiri apabila sudah memenuhi beberapa aspek dan salah satunya pencacatan keuangan yang baik, baik keuangan desa maupun UMKM yang ada di desa tersebut, Namun di era digitalisasi itu sangat penting, maka kami padukanlah pencatatan keuangan dan digitalisasi ini melalui pelatihan penggunaan aplikasi keuangan SIAPIK yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Digitalisasi ini juga selaras dengan tema besar acara pekan ilmiah akuntansi ke-28 yaitu keseimbangan antara akuntansi dan digitalisasi,” ujarnya.

Darmiati, selaku trainer menganyam Gampong Nusa memaparkan ada dua jenis daun yang sering digunakan dalam mengayam di Gampong Nusa yaitu daun kelapa dan daun pandan yang biasa dikreasikan seperti bleut, tikar, kotak tisu, dan lain-lain. Adapun daun yang dulu sering digunakan, namun sekarang sudah jarang ditemukan yaitu daun ilalang.

“Anyaman Bleut yang sering di produksi oleh Gampong Nusa, Bluet sendiri adalah wadah yang biasanya dipakai untuk menjemur asam sunti dan sejenis daun pandan yang sering digunakan untuk produksi anyaman karena dia lebih tahan lama daripada daun kelapa dan bisa dikreasikan lebih banyak lagi, potensi ekonominya juga lebih besar,” ucapnya.

Zaskiya, selaku peserta menyatakan bahwa ia berpendapat kegiatan ini seru, karena baru pertama kali mengikuti kegiatan seperti ini dan menambah pengalaman dari pelatihan menganyam.

“Saya diajari bagaimana cara membuat ketupat, pedang dan banyak hal lainnya, bagi saya ini adalah Pelajaran yang sangat menyenangkan karena kita sudah seharusnya melestarikan budaya yang udah ada dari zaman dulu,” tuturnya.[]

Editor: Nasywa Nayyara Tsany