Beranda Terkini Seminar Presthic CIMSA FK USK Bahas Etika Profesi Kedokteran

Seminar Presthic CIMSA FK USK Bahas Etika Profesi Kedokteran

BERBAGI
Pukovisa Prawiroharjo sedang menyampaikan materi. 10/09/2022. (Rossdita Amallya/DETaK)

Rossdita Amallya | DETaK

Darussalam – Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Center For Indonesian Medical Student’s Activities (CIMSA) Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Syiah Kuala (USK) menyelenggarakan SCOPE Talks on Bioethics (PRESTHIC) dengan tajuk “Inside-Out Bioethics: Intertwine Human Rights and Health Law Barriers on Technology Era” pada Sabtu, 10 September 2022.

Kegiatan ini diselenggarakan dalam bentuk seminar yang dilaksanakan secara virtual melalui aplikasi Zoom Meeting bertajuk “Etika Profesi Kedokteran” yang disampaikan oleh Pukovisa Prawiroharjo selaku Ketua Cluster Bioethics IMERI FK UI. Seminar ini juga dihadiri oleh Dekan FK USK, Maimun Syukri, Project Officer, Balya Jauharrahman, dan Vice Local Coordinator For Internal Affairs CIMSA FK USK, Nur’aina serta diikuti oleh 56 partisipan.

Iklan Souvenir DETaK

Pukovisa menjelaskan bahwa salah satu ciri menjadi dokter adalah memiliki etika yang baik. Etika merupakan satu nilai terluhur yang menjadi salah satu tradisi.

“Jadi salah satu ciri dokter keren itu etikanya baik. Etika itu merupakan satu nilai terluhur dan kemudian menjadi salah satu tradisi. Kalau dulu malah itu semacam sumpah dari setiap orang yang menduduki tingkat kedokteran,” ujarnya.

Selain itu, Pukovisa juga menjelaskan bahwa terlepas dari hukumnya di setiap negara, etika menjadi value yang diperlukan. Bukan hanya sekedar diketahui namun juga dihayati oleh pelaku-pelaku profesinya.

“Terlepas dari hukumnya apa di setiap negara, norma-norma lainnya itu seperti apa etika itu menjadi value yang kemudian perlu, bukan hanya sekedar diketahui tetapi juga dihayati oleh pelaku-pelaku profesinya,” imbuhnya.

Terakhir, ia mengatakan bahwa secara umum etika kedokteran bukan hanya sekedar praktek kedokteran tapi juga bisa untuk riset, individual, institusional, dan juga komunitas.

“Secara umum etika kedokteran itu bukan hanya sekedar prakter kedokteran saja tapi juga riset, kemudian bisa juga untuk individual, bisa juga institusional dan juga community,” pungkasnya.[]

Editor: Indah Latifa