Fitri Ramadina l DETaK
Darussalam – Universitas Syiah Kuala kembali mengadakan agenda penyambutan dan pengenalan kampus yakni Pendidikan Akademik dan Karakter Mahasiswa Baru (PAKARMARU). Setelah dua tahun terakhir agenda ini dilaksanakan secara daring akibat dari Pandemi, akhirnya Pakarmaru Angkatan 2022 kembali dilaksanakan secara tatap muka di gedung AAC Dayan Dawood. Pakarmaru dilangsungkan selama tiga hari mulai dari tanggal 2 hingga 4 Agustus 2022.
Pada hari kedua, Pakarmaru dilangsungkan dengan mengikutsertakan lima fakultas yang ada di Universitas Syiah Kuala, yaitu Fakultas Teknik, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Kelautan dan Perikanan dan Fakultas Keperawatan. Acara berlangsung mulai dari pukul 07.00 sampai 18.00 WIB yang dihadiri lebih dari 2000 peserta.
Kegiatan ini dibuka dengan kata sambutan oleh Rektor Universitas Syiah Kuala, Marwan. Ia mengucapkan selamat datang kepada mahasiswa baru USK Angkatan 2022.
“Selamat datang di kampus Universitas Syiah Kuala, Jantung Hati Rakyat Aceh, menjadi bagian dari angkatan Darussalam.”
Marwan juga menyampaikan materi berupa Pengenalan Sistem Pendidikan Tinggi di Indonesia, dalam kesempatan ini beliau mengenalkan program MBKM (Mahasiswa Belajar Kampus Merdeka) yang baru saja disahkan oleh Mentri Pendidikan Indonesia.
“Program ini sangat baik, artinya memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk bisa berkreasi dan selalu inovatif dan berani, karena diberikan bantuan bagi adik-adik mahasiswa untuk berkegiatan di dua kampus. Jadi jika adik-adik berminat, silakan susun dan rancang dengan baik studinya, Insya Allah Universitas Syiah Kuala akan memfasilitasi kegiatan ini,” jelasnya.
Pembicara kedua dihadiri oleh Kolonel Inf Rudi Jan Priadi. SE. Menurut beliau pertahanan Indonesia tidaklah cukup hanya dengan kontribusi TNI saja, tapi juga butuh para pemuda Indonesia yang Intelektual untuk membantu mempertahankan Indonesia dari segala jenis penjajahan.
“Bela negara tidaklah harus selalu dengan mengandalkan senjata dan perang, bela negara bisa dengan saling menghormati perbedaan, disiplin dan taat aturan, berprestasi dan jaga nama baik NKRI, cinta budaya dan produk NKRI, rela berkorban untuk NKRI, sehat dan ethos kerja yang baik, bela negara sesuia profesinya. Mengutip dari kalimat yang disampaikan oleh Jendral Soedirman. Bahwa negara Indonesia tidak cukup dipertahankan oleh tentara saja, maka perlu sekali mengadakan kerja sama yang seerat-eratnya dengan golongan serta badan-badan di luar Tentara,”
Menurutnya, untuk mempertahankan negara tidak harus dengan senjata, melainkan dengan pemikiran-pemikiran cerdas mahasiswa dengan menciptakan teknologi.[]
Editor: Aisya Syahira