Beranda Terhangat Mahasiswa Tak Pulang Kampung di Tengah Pandemi

Mahasiswa Tak Pulang Kampung di Tengah Pandemi

BERBAGI
Ilustrasi. (Shahibah Alyani/DETaK)

Rifdah Afifah Bardan | DETaK

Darussalam- Sejak pandemi Covid-19 melanda, banyak sekali perubahan terhadap perekonomian masyarakat. Dengan menurunnya ekonomi, para orang tua semakin kewalahan untuk memenuhi biaya pendidikan, apalagi jika anaknya kuliah di luar kota. Selain memikirkan uang kuliah para orang tua juga mengirimkan uang pokok bulanan.

Jika ada pertanyaan, kenapa tidak pulang kampung saja? Salah satu hambatannya adalah karena biaya.

Iklan Souvenir DETaK

“Terakhir pulang kampung itu ketika lebaran Idulfitri, jadi setelah kembali ke Banda Aceh nggak balik kampung lagi, salah satu hambatannya karena biaya,” ujar CS, salah satu mahasiswa USK.

Banyak mahasiswa yang kesulitan dalam biaya hidup dan uang kuliah tidak menerima beasiswa. Beberapa mahasiswa memilih kerja paruh waktu untuk memenuhi kebutuhan.

“Sebenarnya ini juga permasalahan yang tidak pernah berhenti selama saya kuliah kak, UKT saya terbilang sangat besar untuk saya dan keluarga. Saya sudah beberapa kali berusaha mengajukan keringan UKT mulai dari semester 2 saya kuliah. Namun sampai sekarang belum juga ada hasil. Setiap semester selanjutnya saya selalu kesusahan dalam proses pembayaran UKT. Kondisi ekonomi keluarga juga menengah ke bawah, pendapatan orang tua saya hanya cukup untuk biaya hidup di rumah saja. Jadi untuk dapat menyelesaikan kuliah, saya harus bekerja part time, setengah hari untuk kuliah, selebihnya untuk bekerja. Hasil dari kerja biasanya saya tabung untuk membayar UKT di semester selanjutnya. Beberapa kadang juga tidak bisa saya kumpulkan sepenuhnya, pernah beberapa kali dibantu oleh teman-teman saya dari UKM, pernah juga dari dosen wali saya sendiri,” ujar DM salah satu mahasiswa Universitas Syiah Kuala.

Tidak bisa dipungkiri bahwasannya banyak mahasiswa yang kuliah sambil kerja. Akan tetapi, kerja part time yang berlebihan juga dapat memengaruhi hasil akademik mereka.

“Dampak dari ini juga besar, kak, karna kesulitan membagi waktu antara bekerja dan belajar sehingga untuk akademik saya sendiri cukup berefek. IPK dan nilai kurang sempurna,” ujar DM.

Mahasiswa memberikan harapan yang besar agar UKT dapat diturunkan karena tidak sesuai dengan pendapatan orang tua.

“Harapan saya, walaupun untuk anak lulusan jalur mandiri sekalipun mohon kiranya diberi keringanan dan kemudahan dalam upaya penurunan UKT,” harap DM. []

Editor: Della Novia Sandra