Beranda Terhangat Geostart Up PKKM PSTG Kembali Digelar di Desa Jaboi

Geostart Up PKKM PSTG Kembali Digelar di Desa Jaboi

BERBAGI
(Dok. Panitia)

Siti Maryam Purba | DETaK

Sabang – Kegiatan Geostart Up Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) Program Studi Teknik Geofisika (PSTG) Universitas Syiah Kuala (USK) kembali dilaksanakan di Desa Jaboi, Sabang, Provinsi Aceh pada tanggal 7-10 Februari 2022.

Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat dan para anak muda lokal betapa pentingnya bekal Pendidikan Bahasa Inggris terutama dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Kegiatan ini diharapkan dapat mendukung pengembangan objek pariwisata yang akan mendukung perekonomian masyarakat setempat.

Iklan Souvenir DETaK

Geostart Up merupakan program lanjutan dari tim Zet Ef Course dengan dosen pembimbing Yurda Marvita, Dosen Program Studi Teknik Geofisika, di mana sebelumnya telah dilaksanakan di MAN 4 Aceh Besar pada November 2021 lalu. Namun, kali ini sasarannya bukan hanya anak sekolah di Desa Jaboi, melainkan pemuda-pemudi desa yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (pokdarwis). Kegiatan ini turut dihadiri juga oleh Anas Fahruddin selaku Kepala Dinas Pariwisata Kota Sabang.

Tuha Peut (orang yang dituakan) Desa Jaboi, yakni Mahdi yang kerap disapa “Ayah” ini mengungkapkan bahwa bahasa Inggris merupakan suatu permasalahan yang belum dapat terselesaikan sampai saat ini. Kurangnya fasilitas dan minat anak-anak terhadap hal tersebut juga menjadi kendala padahal Desa Jaboi merupakan salah satu Desa Wisata Indonesia yang patut dikembangkan.

“Jaboi ini adalah salah satu tempat yang sering dikunjungi oleh wisatawan, kita di sini memiliki daerah pantai dan gunung api yang unik. Namun sampai saat ini wisatawan yang hadir hanyalah wisatawan lokal, belum internasional, mungkin karena terkendala dari fasilitas dan hal lainnya,” ujar Mahdi.

Zamna Fauzan selaku Chief Executive Officier (CEO) mengungkapkan bahwa kegitan ini tidak hanya melibatkan mahasiswa dari dari USK, namun juga turut berpartisipasi anak muda dari berbagai daerah di Pulau Sumatera seperti Jambi dan Sumatera Utara.

“Di sini kami berasal dari berbagai daerah di Pulau Sumatera, ada yang dari Aceh Utara, Banda Aceh, ada juga yang dari Jambi dan Sumatera Utara. Alhamdulillah, sangat bersyukur bisa menjadi salah satu platform yang bisa mewadahi delegasi seluruh Provinsi Aceh serta Pokdarwis Jaboi dalam belajar Bahasa Inggris. Harapannya bisa menumbuhkan kesadaran bahwa Bahasa Inggris tidak membunuhmu, tapi membuka jendela duniamu,” ungkap Zamna.

Linawati, delegasi yang merupakan mahasiwa Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Ar-Raniry mengatakan program seperti ini menjadikan mahasiswa berkontribusi aktif secara langsung sebagai implementasi kompetensi mahasiswa kepada masyarakat.

Begitu juga dengan Arita Yudha, menurutnya kegiatan ini dapat menjadi wadah para mahasiswa untuk menumbuhkan minat masyarakat terhadap Bahasa Inggris.

Alhamdulillah, mereka sangat lucu dan kurangnya minat mereka belajar Bahasa Inggris mungkin bisa menjadi wadah kita selaku mahasiswa menumbuhkan minat berbahasa Inggris mereka, mengingat Sabang khususnya Desa Jaboi adalah destinasi wisata Aceh,” tuturnya. []

Editor: Hijratun Hasanah