Beranda Terhangat Dapatkan Keluhan dari Mahasiswa, DPM Unsyiah Analisis Sistem Kuliah Daring

Dapatkan Keluhan dari Mahasiswa, DPM Unsyiah Analisis Sistem Kuliah Daring

BERBAGI

Febby Andriyani | DETaK

Darussalam-  Antisipasi penyebaran pandemi Covid-19,  Universitas Syiah Kuala menerapkan beberapa kebijakan, salah satunya proses perkuliahan akan dilakukan secara daring sampai 29 Mei 2020 sebagaimana yang tertulis dalam surat edaran Rektor Unsyiah No.B/1669/UN11/KP.11.00/2020 tentang perpanjangan masa pencegahan penyebaran Covid-19 di lingkungan Unsyiah. Proses kuliah daring ini ditanggapi pro dan kontra oleh mahasiswa Unysiah. Dewan Perwakilan Mahasiswa Unsyiah (DPMU) sebagai lembaga legislatif yang menampung aspirasi mahasiswa mengatakan sering mendapatkan keluh kesah dari mahasiswa yang mengikuti kuliah daring, kebanyakan dari mereka mengeluhkan sistem kuliah daring karena terlalu membebani mahasiswa. Menyikapi hal itu, DPM Unsyiah melakukan analisis terhadap keberlangsungan sistem kuliah daring melalui kuesioner yang disebarkan ke sosial media selama kurang lebih seminggu.

Kuesioner yang disebarkan berisi tanggapan kepuasan mahasiswa selama mengikuti perkuliahan daring. Ketua DPMU tahun 2020, Shiddiq Mubarak menjelaskan bahwa data dari kuesioner tersebut akan dikumpulkan lalu direkap, kemudian hasilnya akan diserahkan kepada pihak rektorat.

Iklan Souvenir DETaK

 “Ada beberapa mahasiswa yang menceritakan tentang perkuliahan daring, ada beberapa yang tidak sesuai ekspektasi. Makanya kami langsung gerak cepat dalam menyikapi hal ini. Untuk bisa sama-sama kita tahu keluh kesah mahasiswa Unsyiah ini. Karena seyogyanya mahasiswa kuliah daring pasti ada sisi negatif dan positif tentunya, tapi yang kita dapati sampai saat ini banyak yang berdampak negatif baik itu dalam hal koneksi internet di daerah maupun kehidupan ekonomi yang berbeda,” jelas Ketua DPMU saat dihubungi pewarta DETaK-Unsyiah pada Rabu, 1 April 2020 via WhatsApp.

Salah satu mahasiswi Unsyiah, Adelin Putri Shabila dari Fakultas Pertanian mengeluhkan sistem kuliah daring karena diberikan tugas yang dianggapnya menyalahi dan tidak sesuai dengan kondisi saat ini karena tugas yang diberikan mengharuskan dirinya untuk melakukan kegiatan di luar rumah.

“Sebenarnya tidak masalah dengan tugas yang banyak toh juga biasanya pasti ada tugas. Kondisi saat ini virus ada di mana-mana, tugasnya memaksa kami untuk keluar. Padahal pemerintah bahkan rektor sendiri minta kita mengisolasi diri di rumah,” jelasnya.

Lain halnya dengan Asri Miranda, mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unsyiah mengatakan bahwa selama mengikuti perkuliahan daring, dirinya tidak mengalami kendala yang berarti. 

“Sebaiknya kita mahasiswa jangan banyak kali menuntut, harus banyak maklum malah. Karena yang kita hadapi saat ini adalah pandemi bukan hal sepele. Memang sistem perkuliahan daring belum seutuhnya efektif apalagi dengan seringnya sistem e-learning yang down.” tuturnya.

Selain melakukan analisis, DPM Unsyiah juga menyambangi Wakil Rektor I Bidang Akademik pada Senin, 30 Mei 2020 untuk menyampaikan beberapa hal mengenai bidang akademik dan memberi saran terkait sistem perkuliahan daring.

“Iya tentunya semua itu harus dengan musyawarah tidak semena-mena pihak DPMU memberikan opsi langsung diterapkan opsi kami. Kami lebih menekankan mempertimbangkan beberapa opsi yang kami berikan. Dan beliau juga sedang mempertimbangkan beberapa kebijakan terbaru terkait perkuliahan kita ini apabila upaya pencegahan Covid-19 masih berlanjut,” pungkas Shiddiq.[*]

Editor: Nurul Hasanah