Resensi | DETaK
Judul : Encanto
Sutradara : Jared Bush dan Byron Howard
Produser : Yvett Merino dan Clark Spencer
Skenario : Charise Smith dan Jared Bush
Diproduksi : Walt Disney Animation
Pengisi suara : Stephanie Beatriz, Jessica Darrow, Diane Guerrero
Tanggal rilis : 24 November 2021
Durasi : 102 menit
Negara : Amerika Serikat (Kolumbia)
Bahasa : Inggris
Encanto menceritakan sebuah keluarga berlatarkan budaya kental Kolumbia yang dikenal dengan nama The Madrigals. Anggota keluarga The Madrigals tinggal di rumah ajaib serta diberkahi dengan kemampuan spesial yang berbeda-beda seperti menyembuhkan, menumbuhkan tanaman hingga berbicara dengan hewan. Namun, ada satu anggota keluarga yang tidak memiliki kemampuan spesial sama sekali yaitu Mirabel Madrigal yang membuatnya merasa terasingi, berbeda dengan ibu, bibi, saudara, dan sepupu-sepupunya yang selalu dibanggakan oleh sang nenek karena kemampuan magis mereka yang bisa membantu seluruh desa.
Suatu hari, sumber dari kekuatan magis mereka yaitu lilin yang tidak pernah padam mulai meredup dan rumah ajaib yang mereka tinggali ikut retak, Mirabel sadar bahwa keadaan keluarganya dalam bahaya. Lalu dia pun mencari cara untuk menyelamatkan keluarganya dengan mencari tau sumber masalahnya.
Dalam percariannya, Mirabel bertemu dengan pamannya yang telah lama kabur dari rumah, Bruno Madrigal yang memiliki kemampuan meramal masa depan. Dalam ramalannya, Mirabel lah yang menjadi penyebab hancurnya kekuatan magis keluarganya, yang membuat neneknya semakin membenci Mirabel. Belum lagi Mirabel yang memiliki kakak dengan image sempurna yaitu Isabela Madrigal yang bisa menumbuhkan tanaman berupa mawar yang indah juga merupakan cucu favorit sang nenek.
Konflik keluarga inilah yang menjadi poin penting yang menguras emosi dalam film animasi berdurasi 102 menit ini serta menjadi penyebab utama hancurnya kemampuan spesial mereka. Mirabel yang terus berusaha melakukan yang terbaik meski tidak memiliki kekuatan magis, masalah Mirabel dengan sang kakak, pamannya yang kabur dari rumah, nenek yang tidak pernah merasa puas dengan semua cucu-cucunya. Pertengakaran hebat anatara Mirabel dan sang nenek yang membuat rumah mereka hancur hingga seluruh kekuatan magis di keluarga tersebut hilang.
Saat melihat dari pendangan yang berbeda, kita akan tau bahwa nenek mereka tidak jahat, dia hanya tidak ingin keluarganya merasakan hal di masa lalu di mana suaminya dibunuh di depan matanya. Isabela sang kakak juga memiliki masalahnya ketika dia harus selalu tampil sempurna dalam segala keadaan, paman Mirabel mungkin kabur dari rumah tetapi fakta bahwa dia tetap mencintai keluarganya dan membantu Mirabel untuk menyelamatkan kekuatan keluarga mereka cukup mendapat momen tersendiri dalam film ini.
Film ini ditutup dengan sang nenek tersadar bahwa kemampuan spesial mereka selama ini bukanlah berkah baginya, berkah tersebut ialah keluarganya sendiri. The Madrigals juga dibantu warga desa membangun kembali rumah mereka, hanya rumah biasa, tidak lagi ajaib. Ketika Mirabel masuk untuk pertama kali ke rumah barunya, siapa sangka rumahnya kembali menjadi ajaib dan kekuatan keluarganya semua kembali.
Saat menonton Encanto, kita akan tersadar betapa tema yang dikemas dalam film ini merupakan keseharian yang kita alami. Semua orang ingin menjadi terbaik dan sempurna hingga lupa bahwa kita tidak perlu sama dengan orang lain, tidak perlu sepintar orang lain, tidak perlu secantik orang lain. Tidak perlu sama, kita hanya butuh menjadi diri kita sendiri, bukan hal-hal tersebut yang membuat diri kita istimewa karena diri kita sendiri sudah istimewa. Setiap manusia itu istimewa dengan kemampuannya masing-masing seperti layaknya Mirabel yang tidak memiliki kekuatan tetapi hanya dirinyalah yang dapat mengembalikan kekuatan keluarganya.[]
Peresensi adalah Marsa Nurmalisari, mahasiswa Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Syiah Kuala. Ia juga merupakan anggota UKM Pers DETaK.
Editor: Indah Latifa