Indah Latifa | DETaK
Darussalam – Wakil Rektor Bidang Akdemik Universitas Syiah Kuala (USK) telah mengeluarkan surat bernomor: 5139/UN11/PK.00.00/2022 pada Senin, 7 November 2022 yang isinya pengumam perubahan jadwal kalender akademik, salah satunya adalah pada bagian jadwal pembayaran Uang Kuliah Tunggal Berkeadilan (UKTB) mahasiswa pama semua jenjang.
Dalam kalender akademik USK tahun ajaran 2022/2023 yang keluar pada 18 April 2022, tertera bahwa pembayaran biaya kuliah semester genap bagi mahasiswa lama semua jenjang dimulai pada 16-29 Desember 2022. Namun, dalam surat terbaru, pembayaran dipercepat menjadi tanggal 1-10 Desember 2022.
Hal ini menimbulkan banyak respon dari mahasiswa. Berikut adalah beberapa tanggapan mahasiswa terkait dipercepatnya jadwal pembayaran UKT.
Terlalu Terburu-Buru
Pendapat ini disampaikan oleh Ulil Fitria Salsabila, mahasiswa Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan USK yang mengaku pembayaran UKT semester depan terlalu cepat dan terkesan terburu-buru, padahal Ujian Akhir Semester (UAS) pun belum berakhir.
“Menurut saya ini pembayaran SPP tercepat selama kuliah, padahal ada beberapa pertemuan kuliah belum berakhir, tapi SPP untuk semester depan sudah harus dibayar. Kesannya seperti terburu buru,” ungkap Ulil.
Semester Ganjil Belum Berakhir
Menurut salah satu mahasiswa Fakultas Pertanian, Siti Sarah Afifa, percepatan pembayaran UKT ini tak adil bagi mahasiswa karena semester ganjil 2022/2023 belum berakhir.
“Batas akhir semester itu ada di tanggal 7 Desember, tapi jika pembayaran UKT-nya dimulai dari tanggal 1 Desember berarti UKT dibayarkan sebelum semester berakhir dan rasanya itu tidak adil dan tidak masuk akal,” ungkap Siti.
Senada, mahasiswa lainnya, Naurah Masitah juga mengungkapkan ketidaksetujuannya dengan alasan yang sama. “Aku ga setuju. Karena kan belum habis juga semester 7 ni,” ujarnya.
Belum Bisa Isi KRS
Mahasiswa lainnya yang berinisial AY juga turut mengungkapkan ketidaksetujuannya. Ia beralasan bahwa semester ganjil tahun ajaran 2022/2023 belum selesai, juga pengisian Kartu Rencana Studi (KRS) semester genap belum bisa dilakukan.
“Intinya gak setuju. Kek kampus ni apa kali masalah uang. Semester ini aja belom selesai dah tiba-tiba bayar semester depan. Trus lagi KRS belom bisa isi juga untuk apa,” kata dia.
Mahasiswa Akhir Banyak Pengeluaran
Naurah Masitah, mahasiswi Fakultas Pertanian USKÂ yang sedang menempuh semester akhir juga tak setuju pembayaran UKT dipercepat. Menurutnya, kebutuhan keuangannya saat ini sangat tinggi sehingga tak berani meminta uang pada orang tuanya dalam waktu dekat.
“Buat aku yang mahasiswa akhir, uang tuh lagi butuh kali sekarang. Untuk penelitian, untuk sidang proposal, print ini itu, ngga semua mahasiswa punya printer sendiri kan. Ngga berani juga minta sama orang tua, karena uang ortu udah banyak habis untuk keperluan aku sendiri,” jelasnya.
Adapula mahasiswa akhir lainnya, Buhari. Ia sangat mengharapkan adanya keringanan dari pihak kampus, apalagi ia hanya tersisa tugas akhir untuk dikerjakan.
“Kalau untuk mahasiswa akhir itu tidak baik, alangkah baiknya diberikan keringanan. Terlebih mahasiswa akhir hanya tinggal menyelesaikan tugas akhir, yang kiranya pihak universitas harus memberikan keringanan,” harap Buhari saat diwawancarai.
Bentrok dengan Keberangkatan KKN
Kasus lainnya, Rahma Wati, Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) USK yang akan menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di pra semester genap ini. Baginya, berat untuk mengeluarkan dana yang besarnya dua kali lipat dari biasanya karena jadwal pembayaran UKT berbarengan dengan jadwal mahasiswa yang akan berangkat KKN.
“Menurut aku berat sih, apalagi kan KKN ni kita semua biaya ditanggung mahasiswa dan jumlah uang yang dikeluarkan pun banyak. Dengan pembayaran UKT yang makin dipercepat, pastinya tanggungan mahasiswa atau orang tua dari mahasiswa tersebut akan terbebani. Ibaratnya kayak pengeluarannya 2 kali lipat lebih banyak dari biasanya,” keluh Rahma saat diwawancarai.
Ia menyarankan pihak kampus mempertimbangkan percepatan pembayaran UKT semester genap kali ini mengingat banyak mahasiswa yang juga melaksanakan KKN di bulan Desember.
“Saran sih pembayaran UKT jangan dipercepat mengingat juga masih banyak mahasiswa yang akan melaksanakan KKN di bulan Desember ini,” sarannya.
Keadaan Ekonomi Setiap Orang Berbeda
Lagi, ujar salah satu mahasiswa yang tidak ingin disebutkan namanya, keadaan ekonomi setiap keluarga berbeda-beda. Bagi keluarga berekonomi rendah, percepatan pembayaran UKT ini dapat menyulitkan mereka.
“Ya kalau menurutku, ga usah lah yang berbau sensitif kek gitu dipercepat secepat itu. Karna kan ekonomi orang beda-beda, kalo dibayar Januari pun, orang dari sekarang udah ada yang pusing, mikirin nyarinya di mana, apalagi kalo dipercepat kek gini, kan shock aja keluarga-keluarga tu,” ungkapnya tak setuju.
Mahasiswa lainnya juga turut beralasan demikian, akibat percepatan pembayaran UKT yang tak diberitahukan jauh-jauh hari, banyak orang tua mahasiswa yang merasa kewalahan.
“Apalagi pemberitauan akan masalah dipercepatnya pembayaran UKT ini tidak diberitaukan dari jauh jauh hari. Sehingga banyak orang tua siswa yang kewalahan dan tidak ada persiapan,” ujar Siti Sarah Afifah senada.
Kampus Kurang Transparan
Siti Sarah Afifah merasa penyebaran informasi di Universitas Syiah Kuala tak merata dan tak transparan. Katanya, pemberitahuan percepatan pembayaran UKT ini pun tak disebarkan di akun Instagram resmi USK.
“Pemberitauannya tidak diumumkan secara merata, bahkan di instagram resmi univ_syiahkuala pun tidak ada informasi mengenai dipercepatnya pembayaran UKT ini. Mahasiswa merasa pihak kampus tidak terbuka dan tidak transparan mengenai keputusan dalam dipercepatnya pembayaran UKT ini,” kata dia.
Butuh Kejelasan
Ada baiknya pemberitahuan percepatan pembayaran UKT ini juga edarkan jauh lebih cepat disertai dengan penjelasan yang jelas. Menurut salah satu mahasiswa, hal ini malah menimbulkan spekulasi di kalangan mahasiswa.
“Maunya kalo memang mau dipercepat, pemberitahuanya juga lebih cepat. Di satu sisi kan malah jadi polemik juga, kenapa tiba-tiba USK minta duit cepat-cepat kali, apa udah habis duit orang tu untuk diputar? Atau mentang PTN-BH mereka seenaknya. Ini kan pikiran jelek aku aja yang ga tau apa-apa. Tanpa alasan sih, aku ga sepakat. Kecuali ada alasan. Jangan majuin dulu baru ada alasan, alasan dulu, dibincangin, baru dimajuin,” lanjut mahasiswa yang tak ingin disebutkan namanya tersebut.
Berharap ada Penurunan UKT
Salah satu mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan, Nurul Hidayah, merasa tak masalah dengan percepatan pembayaran UKT ini, namun ia berharap ketika dilakukan peninjauan UKTB, diharapkan seluruh UKT mahasiswa yang mengajukan dapat diberikan pengurangan.
“Menurut NH kenapa dimajukan ya? Apakah mungkin karena mempertimbangkan tanggal 20-an adalah akhir bulan di mana mayoritas orang tua gajian awal bulan, tetapi ada juga sebenarnya orang tua yang gajiannya di akhir bulan bukan di awal bulan. Tidak papa dimajukan tetapi dengan harapan semua yang melakukan peninjauan UKTB, UKT-nya turun semua,” ujar Nurul.[*]
Editor: Sahida Purnama