Beranda Headline Bank Sampah Unsyiah Turut Andil dalam Mewujudkan Unsyiah Bebas Sampah

Bank Sampah Unsyiah Turut Andil dalam Mewujudkan Unsyiah Bebas Sampah

BERBAGI
Suasana Bank Sampah Unsyiah di pagi hari. 15/03/2019 (Monita Julistalia | DETaK)

Monita Julistalia | DETaK

Darussalam– Dharma Wanita Universitas Syiah Kuala (Unsyiah)  melakukan gerakan baru di bidang peduli sampah. Gerakan ini mulai berjalan sejak November dan Desember tahun 2018. Kegiatan ini juga telah berhasil membuat sebuah Bank Sampah Unsyiah (BSU) yang berada di belakang gedung Office International Affairs (OIA) Unsyiah.

Komunitas peduli sampah ini sudah lama resah melihat banyaknya sampah yang ada di jalanan kampus Unsyiah. Dengan visi besar untuk bisa membebaskan Unsyiah dari sampah, gerakan ini dengan sangat genjar mulai mengadakan edukasi di 12 fakultas Unsyiah.

Iklan Souvenir DETaK

BSU yang menyediakan tong sampah, tempat penggilingan sampah, dan tempat pemilahan sampah ini sudah mulai berfungsi dengan baik. Para petugas maupun mahasiswa silih berganti datang untuk meletakkan sampah–sampah mereka. Setelah menaruh dan menimbang sampah, mereka mencatat sampah yang dibawanya pada buku daftar sampah yang tersedia di sana.

Keuntungan yang mereka dapatkan bukan hanya terbebas dari sampah, namun sampah tersebut kemudian akan diberi nilai oleh Unsyiah. Nilai atau uang dari penjualan sampah tersebut akan diberikan pada fakultas yang menyetorkan sampah sebulan sekali.

Dalam wawancaranya, Nova dan Rahma sebagai penggagas gerakan ini menjelaskan bahwa BSU sendiri sudah aktif dalam menghasilkan kompos alami dari sampah–sampah dedaunan yang disetorkan. Kompos yang sudah terjamin akan dibeli oleh Kepala Dinas (Kadis) Pemerintah Aceh ini memiliki nilai jual yang sangat tinggi karena kealamian dari unsur pembuatannya.

“BSU menyelesaikan persoalan dunia persampahan dengan baik. Yuk daun itu jangan di bakar,” ajak Rahma.

Intan Kemala Sari selaku staf Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) yang juga terlibat dalam bidang pemantau kebersihan menuturkan dukungannya agar semua pihak dapat bertanggung jawab atas sampah mereka sendiri dan terus mendukung gerakan ini sehingga Unsyiah benar–benar bisa terbebas dari sampah.

“Kedepannya, semua pihak dapat peduli keberadaan dan manfaat sampah,“ harap Intan di akhir wawancaranya.

Tak hanya kompos, kedepannya Unsyiah diharapkan dapat menghasilkan produk–produk lain dari sampah, sehingga “kampus Go Green” bukan lagi hanya tajuk belaka.[]

Editor: Herry Anugerah