Artikel | DETaK
Bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman yang sangat unik disertai dengan ciri khas yang membedakannya dengan bangsa lain di dunia, salah satunya di segi makanan. Indonesia yang memiliki banyak suku tentunya mempunyai keunikan sendiri pada tiap-tiap makanannya. Tak dipungkiri lagi, beberapa makanan tersebut tidak hanya terkenal di seantero negeri, namun juga dikenal di kalangan masyarakat dunia lainnya. Oleh karena itu, kita patut bangga dan terus melestarikan setiap ciri khas makanan yang kita punya, salah satunya tempe.
Berkenaan dengan makanan khas Indonesia, kali ini saya akan membahas salah satu makanan yang menjadi favorit bagi kebanyakan masyarakat Indonesia, yaitu tempe. Tempe memiliki banyak jenis dalam hal bahan pokok yang menjadi dasar pembuatannya. Ada tempe koro (dibuat dari biji koro), tempe gembus (dibuat dari ampas tahu), tempe kedelai (dibuat dari biji kedelai), dan lain sebagainya. Namun, umumnya penyebutan tempe di kalangan masyarakat Indonesia adalah tempe kedelai. Bukan tanpa alasan, tempe ini adalah jenis tempe yang paling lazim berada di pasaran dan paling digemari oleh banyak orang.
Tempe merupakan makanan fermentasi yang melibatkan jamur Rizhopus sp pada proses pembuatannya. Kedelai yang sudah dicuci bersih kemudian ditaburi ragi dan dibalut dengan daun pisang atau plastik untuk disimpan selama beberapa hari. Proses ini terbilang cukup simpel karena tidak membutuhkan usaha ekstra dalam mengolahnya. Kedelai yang dibungkus daun atau plastik tadi pun akan menghasilkan jamur Rizhopus sp sekaligus menjadi tanda bahwa kedelai tersebut telah menjadi tempe. Sejauh ini belum ditemukan pustaka yang menyebutkan adanya toksin yang diproduksi oleh Rhizopus sp (Endrawati & Kusumaningtyas, 2017). Artinya tempe merupakan makanan yang aman bagi tubuh manusia. Bahkan, jamur Rizhopus sp bisa menghasilkan enzim amilase, lipase, dan protease yang bermanfaat bagi tubuh manusia.
Penelitian seputar khasiat tempe juga telah dilakukan oleh para peneliti di berbagai negara, dan hasilnya pun memuaskan. Hasil penelitian mereka semakin memperkukuh kedudukan tempe sebagai bahan makanan masa depan yang prospektif (Astawan, 2013). Dalam dunia kesehatan, tempe merupakan makanan yang mempunyai nilai gizi yang tinggi. Tempe mengandung senyawa isoplafon yang terbagi menjadi 3 jenis, yaitu daidzein, glisitein, dan genistein. Ketiga senyawa isoplafon ini berfungsi sebagai antioksidan bagi tubuh yang tentunya bisa menghambat proses penuaan. Selain itu, menurut sebuah penelitian, senyawa isoplafon yang ada pada tempe ini bisa menurunkan tingkat kolesterol LDL (low- density lipoprotein) hingga 5,7% dan kolesterol total hingga 4,4% (Kosasih, 2020). Bagi orang yang ingin diet dan memutuskan hanya mengkonsumsi protein nabati (vegetarian), maka tempe merupakan salah satu makanan yang cocok baginya.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Aryanta (2020), tempe mengandung protein sebanyak 20,7 gram per 100 gram. Dengan jumlah protein sebanyak ini, tentunya vegetarian tidak perlu takut untuk kehilangan protein yang berasal dari hewani, sebab protein dari daging saja hanya 18, 8 gram per 100 gram. Selain itu, kandungan vitamin B12 yang ada di dalam tempe juga dapat membantu proses pembentukan sel darah merah yang berkualitas, sehingga dapat menjaga sistem saraf di dalam tubuh. Tempe juga dapat meningkatkan kinerja otak, mencegah anemia, mencegah kanker, meningkatkan imunitas tubuh, dan masih banyak lagi khasiat yang ada padanya.
Makanan khas Indonesia satu ini menyimpan nutrisi yang sangat baik bagi tubuh manusia dibalik kesederhanaan dalam proses pembuatannya. Terkadang, sebagian masyarakat Indonesia malah menganggap remeh tempe dan cenderung tidak mengonsumsinya. Hal ini karena mereka menilai bahwa tempe identik dengan ketidakmampuan seseorang dalam kebutuhan pangan. Padahal, khasiat yang ada di dalam tempe melebihi dari apa yang mereka duga. Sebagai kesimpulan, tempe merupakan jenis makanan khas Indonesia yang sudah terbukti memiliki beragam manfaat dari sisi kesehatan. Kedelai fermentasi ini mengandung protein tinggi disertai nutrisi lainnya sehingga menjadikannya sebagai olahan makanan yang berkhasiat bagi tubuh. Oleh karena itu, bagi orang yang telah betekad untuk hidup sehat, maka tidak ada salahnya mencoba makanan satu ini dan menjadikannya menu makanan sehari-hari.
Muhammad Abdul Hidayat, mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, jurusan Bahasa Inggris angkatan 2019.
Editor: Missanur Refasesa