Beranda Artikel Peristiwa Kelam Sepanjang September Hitam

Peristiwa Kelam Sepanjang September Hitam

BERBAGI

Artikel | DETaK

September hitam adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada serangkaikan peristiwa kelam dan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang tidak terlupakan di bulan September dalam sejarah Indonesia. Bukan hanya satu atau dua kasus tetapi beberapa pelanggaran HAM yang terjadi secara beruntun pada bulan tersebut, antara lain;

  1. Tragedi Penembakan Dayan Dawood (6 September 2001)
    Pada tanggal 6 September 2001, terjadi peristiwa penembakan terhadap Prof. Dayan Dawood, Rektor Universitas Syiah Kuala. Peristiwa ini terjadi pada siang hari, saat Dayan Dawood dan sopir pribadinya, Misran tengah dalam perjalanan pulang ke tempat kediamannya di kawasan Lampineung, Banda Aceh. Di perjalanan pulang keduanya
    diserang oleh beberapa orang yang mengendarai sepeda motor dan membawa senjata. Kemudian dua pelaku dari atas sepeda motor melepas dua tembakan yang mengenai kaca jendela mobil bagian belakang. Tembakan itu mengenai pipi dan pundak kiri korban, dan selepas itu dua pelaku tersebut langsung melarikan diri ke pusat kota. Mobil terhenti dengan Dayan Dawood sudah didapati berlumuran darah. Meskipun Dayan Dawood sempat dilarikan ke rumah sakit, tetapi nyawa Dayan Dawood tidak dapat tertolong.
  1. Pemberontakan G30S/PKI (30 September 1965)
    Gerakan 30 September atau Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI) adalah sebuah peristiwa berdarah yang terjadi pada malam tanggal 30 September hingga 1 Oktober 1965. Peristiwa ini melibatkan penculikan dan pembunuhan sejumlah jenderal tinggi TNI oleh sekelompok orang yang mengaku sebagai anggota Angkatan Darat. Peristiwa ini terjadi dalam konteks politik Indonesia yang memanas akibat perbedaan ideologi dan perebutan kekuasaan. PKI,
    sebagai partai komunis terbesar di Asia Tenggara pada saat itu, berusaha memperluas pengaruhnya dan dianggap mengancam stabilitas pemerintahan.
    Sekelompok perwira militer yang tergabung dalam partai komunis Indonesia (PKI) berusaha menggulingkan Soekarno. Mereka memulai aksinya tepat tanggal 30 September pada 1965, enam jenderal bangsa diculik dan dibunuh secara tragis. Akibatnya pembantaian besar-besaran pada anggota PKI terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Tercatat ribuan hingga jutaan kematian khususnya di Pulau Jawa dan Bali.
  1. Terbunuhnya Munir Said (7 September 2004)
    Munir Said adalah seorang aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) yang dibunuh di dalam pesawat pada 7 September 2004. Munir diracun di udara dalam perjalanannya dari Jakarta menuju Amsterdam. Saat tiba di Belanda, Munir ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Hasil autopsi mengungkapkan bahwa ia meninggal akibat keracunan arsenik. Setelah penyelidikan yang panjang dan berliku, Pollycarpus Budihari Priyanto, seorang perwira intelijen, ditetapkan sebagai tersangka dan kemudian divonis bersalah sebagai pelaku pembunuhan Munir. Pollycarpus dihukum 14 tahun penjara.
  1. Peristiwa Tanjung Priok (12 September 1984)
    Peristiwa Tanjung Priok adalah peristiwa kerusuhan  yang terjadi pada 12 September 1984 di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Indonesia yang mengakibatkan sejumlah korban tewas dan luka-luka serta sejumlah gedung rusak terbakar. Sekelompok massa berdemonstrasi sambil merusak sejumlah gedung dan akhirnya bentrok dengan aparat yang kemudian menembaki mereka. Sedikitnya, 9 orang tewas terbakar dalam kerusuhan tersebut dan 24 orang tewas
    oleh tindakan aparat.
    Kejadian diawali ketika pasukan keamanan membubarkan pertemuan yang dihadiri oleh umat muslim yang tengah melaksanakan ibadah shalat Jumat di pelabuhan tanjung Priok, Jakarta Utara. Insiden ini berujung pada kerusuhan dan tindakan kekerasan yang dilakukan oleh aparat keamanan yang mengakibatkan banyak korban jiwa dan cedera.
  1. Tragedi Semanggi II (24 September 1999)
    Tragedi Semanggi II adalah peristiwa kelam pada 24 September 1999, saat demonstrasi damai mahasiswa yang menuntut reformasi berubah menjadi kekerasan. Aparat keamanan menggunakan gas air mata, pentungan, dan bahkan peluru tajam untuk membubarkan massa. Akibatnya, sejumlah mahasiswa dan warga sipil tewas dan ratusan lainnya luka-luka. Tragedi ini meninggalkan luka mendalam bagi bangsa Indonesia dan menjadi simbol kegagalan pemerintah dalam melindungi hak asasi warganya.

Itulah beberapa peristiwa pelanggaran HAM yang terjadi di bulan September. September yang seharusnya menjadi bulan yang penuh harapan, justru menjadi saksi bisu atas rentetan peristiwa kelam yang mencoreng sejarah bangsa. Peristiwa-peristiwa ini bukan sekedar catatan sejarah, melainkan juga cerminan perjuangan panjang masyarakat Indonesia dalam memperjuangkan hak asasi manusia. Semoga tragedi-tragedi ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua, agar peristiwa serupa tidak terulang kembali dimasa depan.

Iklan Souvenir DETaK

Penulis bernama Rimaya Romaito Br Siagian, mahasiswi jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala.

Editor: Fathimah Az Zahra