Beranda Artikel Manfaatkan Tanggal Merah Ramadhan di Tengah Kesibukan

[DETaR] Manfaatkan Tanggal Merah Ramadhan di Tengah Kesibukan

BERBAGI
Ilustrasi (Adila Desina Fitri/DETak)

Artikel | DETaK

Seiring bertambahnya usia momen Ramadhan tidak lagi menjadi momen “liburan” bagi para mahasiswa. Padatnya jadwal perkuliahan dan tugas membuat kita terjebak dalam kesibukan tanpa jeda, hingga terkadang kita lupa untuk mengambil hari bebas atau “free day” yang diperlukan untuk fokus dalam beribadah. Maka dari itu, tanggal merah yang jatuh di bulan Ramadhan dapat menjadi momen yang tidak boleh disia-siakan dalam memfokuskan ibadah.

Tanggal merah di bulan Ramadhan memberikan sebuah kesempatan dan anugrah terutama bagi mahasiswa muslim. Itu dapat menjadi hari libur yang tidak hanya bisa dimanfaatkan untuk istirahat dari rutinitas kelas dan tugas, tetapi juga memberikan kesempatan untuk mendalami praktik ibadah dan pendalaman diri di tengah-tengah kesibukan akademis. Namun, sering kali kita selaku mahasiswa terlalu terjebak dalam komitmen akademis yang padat hingga lupa untuk merencanakan penggunaan waktu secara optimal. Ketika memasuki bulan Ramadhan, mahasiswa haruslah memperhitungkan dan merencanakan dengan cermat penggunaan hari libur yang ada. Mengambil “Day Off” dari tugas dan kegiatan-kegiatan kampus selama tanggal merah di bulan Ramadhan bukanlah Tindakan yang buruk, melainkan tindakan bijak untuk mendapatkan manfaat spiritual yang lebih besar. Ini merupakan waktu yang berharga untuk memperdalam hubungan dengan Allah, melalui puasa, ibadah, dan refleksi diri yang lebih mendalam.

Iklan Souvenir DETaK

Lebih dari itu, tanggal merah di bulan Ramadhan juga menyoroti pentingnya manajemen waktu yang efektif. Mahasiswa perlu belajar untuk mengatur jadwal mereka dengan bijaksana, memprioritaskan waktu untuk beribadah tanpa mengabaikan tanggung jawab akademis mereka. Ini bisa menjadi pelajaran berharga dalam membangun disiplin diri dan meningkatkan efisiensi dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian, meskipun bulan Ramadhan tidak lagi dianggap sebagai momen “liburan” seperti dulu bagi para mahasiswa, namun kita dapat mengubah perspektif tersebut menjadi kesempatan berharga untuk mengejar keberkahan dan kesucian spiritual. Dengan merencanakan dengan cermat dan bertanggung jawab, mahasiswa dapat memanfaatkan waktu tersebut secara optimal untuk meningkatkan kualitas ibadah mereka, sambil tetap menjaga keseimbangan dengan komitmen akademis dan sosial mereka. Semoga kita semua dapat mengambil manfaat maksimal dari momen-momen berharga seperti ini untuk tumbuh dan berkembang secara spiritual, serta memperdalam hubungan kita dengan Allah.

Penulis bernama Jihan Nabilah, mahasiswi jurusan Informatika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Syiah Kuala (USK)

Editor: Putri Izziah