Rinatul Mauzirah | DETaK
Darussalam- Shubuh Education merupakan salah satu program Unit Pengembangan Program Pendamping Matakuliah Agama Islam (UP3AI) Universitas Syiah Kuala (USK) yang dilaksanakan bagi mahasiswa baru sebagai program akademik prasyarat mata kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI).
Program ini sempat ditunda ketika perkuliahan dilaksanakan secara daring karena pandemi Covid-19. Akan tetapi, setelah adanya keputusan Rektor mengenai kuliah tatap muka bagi mahasiswa Angkatan 2019 dan 2020 dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, UP3AI juga melanjutkan program Shubuh Education selama pandemi ini.
“Shubuh Education kali ini tentu tidak sama seperti sebelumnya, biasanya setiap mahasiswa dari fakultas yang sudah terjadwal akan mengikuti secara luring. Akan tetapi, sekarang hanya dipilih beberapa mahasiswa saja yang mewakili fakultas tersebut, kuotanya berkisar antara 60-80, sementara mahasiswa yang lain mengikuti secara daring melalui aplikasi Zoom ataupun siaran langsung dari YouTube,” ungkap Muhammad Dekar salah satu Staf Keuangan UP3AI USK dan juga Penanggung Jawab Utama Program Shubuh Education.
Shubuh Education secara luring masih diselenggarakan di Masjid Jamik USK. Selama pelaksanaannya, para peserta juga harus menerapkan protokol kesehatan Covid-19.
“Selama pelaksanaan Shubuh Education, kami selalu menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Mulai dari memakai masker, sampai jaga jarak, di mana jarak antar peserta Shubuh Education adalah selang satu keramik,” lanjut Muhammad.
Berkenaan dengan pemilihan mahasiswa yang mengikuti Shubuh Education secara luring hanya diharuskan bagi mahasiswa Bidikmisi Asrama USK. Hal ini dikarenakan mereka telah terlebih dahulu dites swab sebelum masuk ke asrama, sehingga tidak dikhawatirkan adanya kemungkinan terpapar Covid-19.
Salah satu pengurus Asrama, Husna Ajrina, menjelaskan bahwa pemilihan mahasiswa ditentukan dari banyaknya mahasiswa per fakultas yang menghuni suatu lantai di gedung asrama.
“Di asrama kan ada beberapa gedung dan setiap gedung ada beberapa lantai, misalnya, Shubuh Education kali ini jadwalnya FMIPA, lalu dilihat mahasiswa FMIPA paling banyak berada di lantai mana, kemudian semua mahasiswa di lantai tersebut dipilih untuk ke mesjid, tetapi kalau untuk fakultas yang gak rame seperti Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) itu diperbolehkan semua untuk ke jamik,” jelasnya ketika diwawancarai via WhatsApp.
Muhammad Dekar berharap dengan adanya Shubuh Education ini, mahasiswa terbiasa untuk shalat berjamaah dan melakukan hal-hal baik agar ilmu yang didapat selama perkuliahan menjadi berkah.
“Harapan saya, semoga Shubuh Education tetap dilaksanakan sampai seterusnya. Karena program ini sangat baik untuk melatih mahasiswa agar rajin melaksanakan shalat berjamaah di mesjid, mendengarkan tausiyah, dan hal-hal baik lainnya, semoga juga setelah mengikuti Shubuh Education ini, mahasiswa tetap semangat mengikuti program UP3AI, terbiasa melakukan hal-hal yang bagus sehingga ilmu yang didapatkan di bangku kuliah diberkahi oleh Allah,” tutupnya.[]
Editor: Della Novia Sandra