Beranda Terhangat Timun Suri, Buah Unggulan di Bulan Ramadhan

[DETaR] Timun Suri, Buah Unggulan di Bulan Ramadhan

BERBAGI
Ilustrasi. (M. Iqmal Pasha/DETaK)

Artikel | DETaK

Bulan Suci Ramadhan, yang juga disebut bulan puasa, merupakan bulan istimewa yang dinantikan oleh seluruh umat Muslim. Pada bulan ini, umat Muslim diwajibkan menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh. Selama bulan suci Ramadhan, masyarakat berlomba-lomba untuk berbuat kebaikan dan beribadah. Salah satu tradisi yang populer adalah penjualan berbagai macam takjil, termasuk buah-buahan seperti timun suri. Timun suri menjadi salah satu buah yang menarik perhatian di bulan puasa.

Menjelang bulan suci Ramadhan, buah yang berwarna hijau kekuningan kulit tipis serta daging lembut berwarna putih kehijauan dengan biji didalamnya yang berwarna kuning keorange-an kembali bermusim. Buah ini menjadi ciri khas saat bulan Suci Ramadhan karena kemunculannya sulit didapatkan kecuali pada saat Bulan Ramadhan, maka dari itu Masyarakat lebih memilih mengkonsumsi timun suri sebagai hidangan buka puasa dikarenakan keberadaannya yang tidak sulit di dapatkan sehingga timun suri mejadi pilihan yang praktis untuk berbuka puasa.

Iklan Souvenir DETaK

Banyak umat Muslim memilih timun suri sebagai menu berbuka puasa karena teksturnya yang hambar sehingga mudah dikombinasikan dengan buah-buahan lainnya. Oleh karena itu, banyak orang memilih timun suri sebagai minuman atau takjil berbuka puasa karena kemudahannya dalam dikombinasikan dengan buah lainnya. Meskipun begitu ternayata masih ada beberapa orang yang tidak menyukai timun suri apalagi ketika dihidangkan menjadi minuman hal ini sebabkan karena rasa dan teksturnya. Bahkan beberapa orang juga menganggap bahwa timun suri tidaak mempunyai rasa yang kuat. 

Timun suri biasanya tumbuh di dataran tinggi. Buah timun suri yang sudah tua dan siap panen ditandai dengan kondisi tangkai buah yang mulai mengering hingga buah terlepas. Timun Suri ini biasanya dijadikan minuman dengan cara mengambil dagingnya, kemudian diisi air putih, dicampur dengan gula, dan ditambah dengan es agar menjadi lebih segar dan nikmat. Namun, ada juga yang mengonsumsinya dengan sirup sesuai dengan selera masing-masing. Bahkan ada juga beberapa Masyarakat yang membuat kue dari timun suri, salah satunya seperti bolu timun suri, kue kukus timun suri dan berbagai macam kue lainnya  yang menggunakan timun suri. 

Selain memiliki tekstur yang lembut, timun suri juga memiliki khasiat yang sangat bermanfaat. Beberapa manfaatnya antara lain dapat melegakan tenggorokan, membantu sistem pencernaan, mencegah penyakit Alzheimer, menyehatkan tulang, menurunkan risiko anemia, bermanfaat bagi kesehatan ginjal, dan memberikan sumber energi dadakan sehingga cocok untuk dikonsumsi saat berbuka puasa. Jika kita mengkonsumsi timun suri secara teratur maka dapat memberikan manfaat bagi Kesehatan.

Pertama,tama kandungan antioksidan dalam buah ini dapat membantu melawan radikal bebas dalam tubuh, mengurangi risiko peradangan dan penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes, dan kanker. Selain itu, serat yang tinggi dalam timun suri dapat membantu menjaga Kesehatan pencernaan, mengurangi risiko sembelit, diverticulosis, dan bahkan membantu mengendalikan berat badan.

Meskipun timun suri sering dianggap sebagai buah yang kurang populer di luar bulan puasa, ternyata memiliki potensi besar dalam meningkatkan kesehatan manusia. Timun suri mengandung banyak air, serat, dan nutrisi penting yang dapat membantu menghidrasi tubuh setelah seharian berpuasa. Selain itu, teksturnya yang segar dan rasa manisnya dapat memberikan penyegaran dan energi tambahan setelah berpuasa sehingga dapat menghilangkan dahaga setelah seharian berpuasa. Kehidangan dan kesegaran buah  ini membuatnya menjadi pilihan yang sangat diinginkan untuk berbuka puasa. Oleh karena itu, kebanyakan masyarakat lebih memilih mengkonsumsi minuman timun suri dibandingkan dengan minuman lainnya.

Penulis bernama Alya Kautsari, mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Univerisitas Syiah Kuala (USK)

Editor: Aisya Syahira