Beranda Buku Resensi Buku “Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa-Apa”

Resensi Buku “Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa-Apa”

BERBAGI
Buku JIka Kita Tak Pernah Jadi Apa-apa, (Dok. Ist)

Resensi | DETaK

Pengarang         : Alvi Syahrin
Penerbit             : Gagas Media
Tahun terbit       : Cetakan kedua, 2019
Jumlah halaman : 236 halaman
ISBN                 : 978-979-780-948-5
Harga                 : Pulau Jawa RP 88.000

Tentang Penulis

Iklan Souvenir DETaK

Alvi Syahrin lahir di tahun 1992 tepatnya di Jawa Timur. Beliau seorang remaja yang aktif menulis di sosial media seperti Instagram, Twitter, Wattpad dan Quora. Keaktifannya dalam menulis telah menerbitkan beberapa buku seperti “jika kita tak pernah jatuh cinta” dan “jika kita tak pernah jadi apa-apa” serta “insecurity”. Melalui tulisannya, ia berharap para pembaca dapat merenungkan kembali makna kehidupannya dan menemukan secercah titik terang dari masalah yang dialami.

Tentang Buku

Buku ini membahas tentang diri kita pribadi. Diri kita yang sering merasa khawatir dan cemas terhadap masa depan. Melalui cerita-cerita di dalamnya, mengajak kita untuk merefleksikan diri. Kehidupan dunia yang kita kejar sering membuat kita kelelahan, bosan dan tidak tenang,  maka ketika kita telah berusaha untuk mencapai sebuah impian selanjutnya upaya yang dapat kita lakukan adalah bertawakal kepada Allah. Terkadang secara tidak sadar kita mengikuti standar tinggi orang lain terhadap diri kita. Ketika kecil kita dengan mudahnya mengatakan bahwa profesi yang akan kita raih nantinya adalah dokter. Pertanyaannya adalah apakah profesi tersebut memang ingin kita raih karena kita meyakininya atau karna orang lain yang meyakini bahwa profesi tersebut adalah profesi terbaik? Jadi standar seperti apa yang ingin kita bangun dalam diri kita agar tidak galau, stress, kecewa dan menyerah ketika sesuatu yang kita inginkan tidak tercapai di masa depan?

Di masa sekolah banyak mata pelajaran yang kita pelajari sampai dengan kuliah. Terkadang terlintas bahwa pelajaran-pelajaran tersebut tidak memiliki kaitannya dengan pekerjaan kita selanjutnya atau karier kita. Bahkan merasa salah jurusan karena materi yang dibahas telah di luar minat. Perasaan tersebut muncul dikarenakan kita yang tidak memaknai dengan benar materi tersebut. Padahal bisa saja mesti tidak semua materi akan nyambung dengan karier kita namun ada beberapa yang berkaitan atau karena materi tersebut membuat pikiran kita lebih terbuka dalam menilai sebuah konsep. Tidak ada yang benar-benar tau tentang skenario kehidupan. Berfikir positif adalah cara terbaik yang dapat kita lakukan untuk membangkitkan semangat dalam diri. Berfikir positif pada Allah, diri sendiri dan kehidupan ini.

Buku ini memberikan gambaran menarik untuk kita merenungkan tentang standar sebuah kesuksesan pada diri kita. Kadang kita dengan mudahnya menyamakan standar kesuksesan orang lain dengan standar kesuksesan kita padahal bisa saja berbeda. Sebagai contoh, saat ini seseorang yang telah menjadi dokter atau pengusaha di usia muda dianggap sudah sukses, itu merupakan salah satu standar kesuksesan lingkungan kita. Dan apa yang terjadi pada masing-masing kita bisa saja berbeda. Sebelum sukses dengan Microsoft, Bill Gates sudah mempelajari dan fokus pada pemprograman sebelum semasif sepert saat ini. Jeff Bezos juga memulai Amazon sebelum internet merajalela seperti saat ini. Para tokoh berpengaruh ini sukses karena tidak sekedar mengikuti standar dari lingkungannya, melainkan mereka fokus dan berproses pada standar mereka sendiri.

Secara umum, buku ini terdiri dari banyak pembahasan dan tentang bagaimana kita seharusnya menjalani kehidupan dan mendaki  karir yang kita harapkan. Beberapa bagian yang menurut saya menarik antara lain :

  1. Bagian 4   : TAPI, AKU NGGAK TAHU MAU JADI APA
  2. Bagian 13 : HANYA MURID RATA-RATA YANG TAK PENTING
  3. Bagian 29 : MIMPI-MIMPI YANG TIDAK TERCAPAI
  4. Bagian 40 : PENENANG HATI
  5. Bagian 45 : JIKA KITA TAK PERNAH JADI APA-APA

Gambaran Isi Buku

Bagian 4 : TAPI, AKU NGGAK TAHU MAU JADI APA

          Di bagian ini akan dibahas fenomena yang lazim terjadi di sekitar kita. Pertanyaan dari teman, saudara dan keluarga yang membuat kita mengernyitkan dahi untuk mencari jawaban. Pertanyaan yang sering muncul, “Kamu mau jadi apa?” membuat kita kesulitan untuk cepat menjawabnya. Pengandaian yang menarik di buku ini dengan melibatkan tokoh besar dunia seperti Bill Gates yang ketika lahir tidak langsung menyadari bahwa nanti pada saat dewasa ia akan mendirikan perusahaan bernama Microsoft. Begitu pula Steve Jobs juga tidak bangun dari tidurnya dan langsung terpikir untuk membuat apple. Mereka juga memulainya dari ketidaktahuan ingin menjadi apa, namun mereka melakukan sesuatu, berproses dan menekuninya.

          Maka ketika hari ini kita masih bingung akan jadi apa nantinya maka itu adalah hal wajar namun juga harus diiringi dengan target dan tujuan hidup yang hendak kita capai. Setidaknya kita memiliki arah dalam hidup meski hal tersebut belum tentu terjadi. Tugas kita sebagai manusia hanya bisa berusaha dan berproses dalam hidup namun untuk hasil yang akan kita peroleh apakah memuaskan atau tidak maka biarlah Allah yang menentukan. Pegangan agar kita tidak berputus asa ialah bertawakal kepada-Nya, mengingat bahwa segala hal sulit yang terjadi pada hidup kita pasti ada kemudahan yang menanti.

Bagian 13 : HANYA MURID RATA-RATA YANG TAK PENTING

          Bagian ini mengajak kita untuk tidak menyerah mesti hanya menjadi murid rata-rata. Murid rata-rata yang sealu berusaha menguasai pelajaran namun tetap saja lulus tanpa prestasi. Mungkin menjadi murid berprestasi adalah sebuah impian hanya agar dikenali guru. Mestinya kita harus sadar bahwa menjadi murid berprestasi juga tidak mudah. Sebelum mereka mengikuti lomba namun orang sekitar sudah mengekspektasikannya menjadi juara. Setiap prestasi yang diraihnya harus dipertahankan sekuat tenaga agar tidak membuat orang sekitar meremehkannya. Murid berprestasi maka yang tergambar adalah kejuaraan yang diraihnya. Alur dunia tidak terduga dan ini menjadi tekanan dan kekhawatiran mereka. Ketika berprestasi di kampus dan teman-teman menganggapnya akan mudah mendapatkan pekerjaan. Ini pula menjadi beban dipikirannya. Diceritakan di buku ini Iman Usman salah satu pendiri Ruang Guru. Ia yang lulus dari Universitas ternama dengan prestasi-prestasi yang dimilikinya namun terlepas dari semua itu ia ditolak saat melamar pekerjaan. Padahal ia tidak mencari pekerjaan yang muluk-muluk.

          Maka dapat kita pahami bahwa berprestasi tidak terus menerus mendapatkan kehidupan yang aman tanpa beban. Prestasi dan penolakan merupakan dua kata yang berbeda. Berprestasi tidak akan selalu diterima dan tidak berprestasi tidak akan selalu ditolak. Dan mereka yang bekerja di perusahaan bergengsi pun memiliki bebannya sendiri. Artinya masing-masing kita memiliki kekhawatiran masing-masing maka tidak perlu membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain termasuk pada sahabat kita yang berprestasi. Kita memang biasa saja namun pandang sisi indahnya, tidak ada yang berprestasi pada kita sehingga kita dapat dengan mudah menentukan hidup kita. Terbiasa gagal tidak membuat kita iri pada yang lain melainkan mengajarkan kita bahwa segala sesuatu itu ada waktuya. Tetap berproes dan jangan banding-bandingkan dirimu degan orang lain.

Bagian 29 : MIMPI-MIMPI YANG TIDAK TERCAPAI

          Di bagian ini mengajak pembaca untuk mengikhlaskan keadaan. Ketika di bab lain mengajak kita untuk mengelola karier, merancang tujuan mensetting goal. Apabila tidak tercapai maka strategi selanjutya adalah ikhlas. Karena kita tidak pernah bisa memastikan sebuah keadaan akan berjalan sesuai kemauan kita. Kalaupun ada mimpi kita yang tidak tercapai, bisa jadi itu sarana kita untuk intropeksi sembari bersiap melakukan perbaikan dan berusaha kembali di masa depan. Bisa jadi ketika kita tidak mendapatkan sesuatu yang kita inginkan itu karena Tuhan tahu mana yang menjadi kebutuhan dan kenginan kita. Ketika Tuhan mengambil sesuatu dari kita, maka yakinlah Tuhan akan mengganti dengan yang lebih baik lagi.

Bagian 40 : PENENANG HATI

          Di bagian ini tidak berisi hasil pemikiran atau pengalaman dari penulis melainkan hanya berisikan arti dari beberapa firman Allah. Kita terlalu sibuk dengan hal-hal yang belum terjadi sampai hampir lupa bahwa Allah telah mempersiapkan semua hal itu untuk kita. Kita hampir lupa bahwa Allah hanya meminta kita untuk berikhtiar agar memperoleh kehidupan yang bahagia tanpa harus mengkhawatirkannya. Sampai pada akhirnya kita butuh penenang hati untuk membantu kita kembali pada tujuan awal kita yaitu berikhtiar dan bertawakal atas setiap kehidupan yang kita jalani. Disebutkan di bagian ini arti dari Qur’an surah az-Zumar ayat 53 yang kurang lebih maksudnya adalah Allah memanggil hamba-hamba-Nya yang berlebihan pada perbuatannya dan apabila ketika merasa gagal dari usaha yang dilakukan maka Allah mengatakan bahwa jangan putus asa karena Allah akan selalu memberikan Rahmat kepada hamba-Nya. Dan atas setiap dosa yang dilakukan maka jangan risau karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun bagi hamba-Nya yang bersungguh-sungguh dalam meminta ampun dan bertaubat kepada-Nya.

Bagian 45 : JIKA KITA TAK PERNAH JADI APA-APA

          Di bagian ini membahas tentang topik utama dari buku ini sekaligus menjadi penutup. Tentang pertanyaan yang muncul,”Bagaimana jika kita tak pernah jadi apa-apa?”. Maka jawaban dari buku ini adalah ya tidak apaa-apa. Mengajarkan kepada kita untuk menerima dan mencintai kehidupan diri kita dengan apa adanya. Bisa jadi kita memang tidak menjadi tokoh terkenal yang luar biasa namun bisa saja kita menjadi sahabat yang baik, rekan kerja yang baik, anak yang baik atau suami istri yang baik bagi pasangan dan membahagiakannya serta menginspirasi. Tapi apapun peran yang kita dapatkan, patutnya kita berbangga ketika kita sudah tau kemana kita melangkah, melakukan perbaikan dari setiap langkah dan meyakini bahwa setiap langkah yang kita ambil akan semakin mendekatkan diri kita pada Sang Pencipta. Jadi ketika kita tak pernah jadi apa-apa maka itu bukan menjadi masalah. Jalani kehidupan kita dengan sebaik mungkin, semampu mungkin dan menjadi bermanfaat bagi orang sekitar.

Kelebihan

          Kelebihan serta yang menjadi daya tarik saya terhadap buku ini adalah berawal dari cover buku dengan perpaduan warna antara kuning dan hitam. Kemudian untuk isinya penyampaian bahasa yang ringan dan mudah dimengerti pembaca dengan sususan kalimatnya yang terkonsep. Sehingga seolah-olah penulis sedang berbicara secara langsung kisahnya kepada pembaca. Mengutip kisah-kisah orang sukses dan realitas kehidupan yang membuat pembaca berfikir kembali atas setiap keputusan yang diambil maupun yang sudah dipasangkan di hati. Buku ini sangat cocok untuk dibaca oleh semua kalangan karena masalah yang diangkat sangat dekat dengan kehidupan yang kita jalani sekarang. Kehidupan yang cemas dan khawatir akan masa depan, kebosanan yang terjadi di dunia kerja yang telah dijalani sesuai passion atau impian-impian yang harus terkubur karena beberapa alasan. Segala kegelisahan dan pertanyaan tersebut akan dijawab di buku ini dengan pembagian tema yang berbeda. Buku ini benar-benar merubah pola pikir saya tentang kehidupan yang saya jalani. Hidup yang kita jalani sekarang adalah tentang diri kita maka terkadang tidak perlu memperdulikan patokan atau standar orng lain yang harus kita ikuti karena Allah sudah menyiapkan skenario yang berbeda pada setiap hamba-hamba-Nya dan tugas kita hanya berikhtiar dan berdoa kepada Allah agar selalu diberikan kebahagiaan tidak hanya di dunia tapi juga di akhirat.

Kekurangan

          Sedikit kekurangan dari buku ini adalah ada beberapa bagian materi yang ditambah kutipan dengan bahasa Inggris. Sehingga untuk pembaca yang kurang dalam bahasa Inggris maka tidak paham dan mengetahui. Namun meskipun demikian, kurang bisa berbahasa Inggris juga tidak merubah makna yang disampaikan penulis dalam buku ini karena semuanya sudah tertuangkan dalam bahasa yang terkonsep kan dan ringan.

Kesimpulan

          Buku ini cocok dibaca oleh teman-teman yang sedang galau, gelisah dan khawatir akan karier atau peran dijalani ataupun di masa depan. Buku ini menjadi pencerahan bagi kita bahwa apapun yang nantinya kita peroleh maka tetap syukuri. Ketika kita bersyukur maka kita sudah merasa cukup atas apa yang kita peroleh. Namun ketika kita masih ingin mendapat lebih maka hal itu tidak akan ada habisnya sampai seiring bertambahnya usia, ada saja hal yang kurang. Bukan berarti buku ini mengajak kita untuk berpasrah dan duduk diam saja, justru buku ini menjadi titik pencerah bahwa ketika kita ingin mencapai apa yang kita ingin kan maka membutuhkan waktu yang tidak singkat. Kemudian hukum alam tidak ada yang tau, bisa saja kita tidak memperoleh apa yang kita usahakan maka tidak apa-apa. Tidak menjadi masalah ketika kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan, tidak masalah jika kita tidak menjadi orang-orang hebat yang terkenal dan tidak masalah jika kita tidak menjadi apa-apa. Setidaknya kita telah mengusahakan diri kita dan melakukan yang terbaik untuk memperoleh segala hal tersebut. Memahami diri seutuhnya jauh lebih penting dari pada kita harus mengikuti standar yang ada pada orang lain. Kita tidak perlu khawatir atau cemas akan masa depan. Kita hanya perlu berikhtiar dan bertawakal serta yakin pada Allah bahwa Allah telah mempersiapkan kehidupan yang indah bagi hamba-hamba-Nya. Menyibukkan diri dengan berproses jauh lebih bermanfaat dari pada menyibukkan diri dengan kegelisahan dan kekhawatiran yang sama sekali belum tentu terjadi pada diri kita.

Peresensi adalah Naily Jannati, mahasiswi Program Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Syiah Kuala. Ia juga merupakan salah satu anggota di UKM Pers DETaK USK.

Editor: Aisyah Syahira