Beranda Pemira USK Beberapa Mahasiswa FEB Mengaku Dipaksa untuk Memilih Salah Satu Paslon

Beberapa Mahasiswa FEB Mengaku Dipaksa untuk Memilih Salah Satu Paslon

BERBAGI
Ilustrasi. (Wendi Amiria/DETaK)

Ahlul Aqdi | DETaK

Darussalam – Beberapa mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) mengaku, mereka merasa dipaksa setelah membaca pesan yang dikirim ke grub WhatsApp leting jurusan yang berisi pesan untuk memilih pasangan calon (Paslon) nomor urut 01 pada Pemilihan Raya BEM USK 2022.

Z yang merupakan salah seorang mahasiswa FEB mengungkapkan tanggapannya mengenai pesan ajakan tersebut, “Pemaksaan, kenapa harus ditentuin milih siapa,” ujar Z.

Iklan Souvenir DETaK

Selain itu, A yang juga salah seorang mahasiswa FEB mengaku kurang senang dengan sistem FEB yang berusaha menyatukan suara mahasiswa FEB untuk satu paslon tanpa memberikan alasan memilih paslon tersebut.

“Aku ga tau pun hari ni ada pemilihan. Terus aneh di grub FEB, masa langsung suruh pilih no 1 tanpa tau dia siapa,” ungkap A.

Menurut A, di dalam pesan yang berisi harapan Ketua BEM FEB tersebut, tidak ada alasan yang logis untuk mahasiswa FEB agar memilih paslon 01.

Ga fair kali, terus gaje lagi, sumpah aneh kali. Gak ada esensi harus pilih dia. Gak ada alasan yang logis dan relevan. Aneh bagi aku. Harusnya kasih tau kenapa pilih dia, alasan kita pilih dia,” jelas A.

Selain Z dan A, D yang juga merupakan mahasiswa FEB, ikut mengomentari pesan yang mengatas namakan Ketua BEM FEB tersebut. D mengatakan ada yang salah dalam penyampaian pesan oleh Ketua BEM FEB tersebut. Ia merasa keputusan Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) FEB saja masih belum cukup dijadikan alasan kenapa mahasiswa FEB harus memilih paslon 01.

“Menurut aku ada yang salah dalam cara penyampaian harapan Ketua BEM FEB tersebut. Kalau memang alasannya paslon 1 datang ke BEM, kenapa gak dibilang dalam menyampaikan harapan Ketua BEM FEB tersebut. Tapi dalam pesan tersebut malah cuman ditulis alasannya karena keputusan KBM. Sebenarnya itu juga masih belum cukup, perlu dijelasin juga apa alasan KBM dukung paslon 1.”

R, yang juga mahasiswa FEB malah salah paham terhadap pesan tersebut. R menyangka bahwa paslon nomor urut 1 berasal dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Berbeda dengan yang lain, S yang merupakan mahasiswa FEB mengaku hanya mengikuti saran dari KBM jurusan Ekonomi Islam untuk menentukan pilihan dalam Pemira tahun ini.

“Aku gak perhatiin yang voting tu. Biasa aja sih, gak juga terlalu cuek. Semua (calon Ketua BEM) sih gak kenal. Aku ikut aja saran yang di EKI (Ekonomi Islam),” kata S.

Adapun pesan yang dimaksud adalah pesan broadcast WhatsApp yang telah diteruskan berkali-kali di setiap jurusan di FEB. Beberapa pesan tersebut  berisi:

kawan kawan, jadi hari ini sudah bisa voting untuk calon ketua bem usk berdasarkan dari kbm, fakultqs ekonomi itu memilih paslon no 1, jadi ketua bem feb kita berpesan kalau kita itu satu arah/satu suara. jadi aku harap kita satu suara semuanya untuk memilih paslon no urut 1.”

Hasil dari KBM FEB
Jadi yang mau kusampaikan karena masa kampanye telah selesai,  Setelah diskusi bersama KBM lainnya telah sepakat bahwa kita disini terkait Presma Siap mendukung Paslon nomor urut 01
Dan pemilihan akan dilaksanakan dua hari kedepan

Hari : Jumat – Sabtu, 22- 23 April 2022
Via : Daring (Online)

Jadi aku harap kita semua satu dukungan, satu suara ya kawan kawan

TTD KETUA BEM FEB
TTD KETUA HMJ

Terkait pesan tersebut, BEM FEB enggan memberi keterangan lebih lanjut.

Ishal Arrayan, anggota BEM FEB mengaku punya alasan yang jelas untuk memilih paslon 01.

“Jadi alasan utama memilih yang pertama karena paslon 1 datang baik-baik ke BEM FEB untuk kampanye. Tujuan mereka untuk jadi Presma, nah dari visi misi yang disampaikan pun jelas dan selaras dengan Ketua BEM kita ni, Bang Abi Ketua BEM FEB juga udah yakin kali ni sama paslon satu, kalo gak yakin pun ga mungkin mengatasnamakan Fakultas Ekonomi untuk dukung penuh paslon 1,” terang Ishal.[*]

(Berita ini diralat karena pada pemberitaan sebelumnya salah satu narasumber mengaku tidak mengetahui bahwa pewawancara merupakan anggota UKM Pers DETaK dan tidak tau pernyataannya akan dimuat.)

Editor: Sahida Purnama