Beranda Headline Pemira 2021 Unsyiah akan Gunakan Sistem E-Voting

Pemira 2021 Unsyiah akan Gunakan Sistem E-Voting

BERBAGI
Ilustrasi. (Febby Andriyani | DETaK)

Fitrah Aulia Rizki [AM] | DETaK

Darussalam- Ketua Panitia Khusus (Pansus) Komisi Pemilihan Raya (KPR) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) memberikan tanggapan terkait pelaksanaan Pemilihan Raya (Pemira) tahun 2021. Pemira akan dilaksanakan dengan sistem yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, yaitu dengan menggunakan sistem pemilihan secara Electronic Voting (E-Vot). Sementara untuk waktu Pemira sendiri akan diadakan rapat kembali oleh KPR.

Sistem E-Vot merupakan sebuah sistem yang memanfaatkan perangkat elektronik dan mengolah informasi digital untuk membuat surat suara, memberikan suara, menghitung perolehan suara, menayangkan perolehan suara, dan memelihara serta menghasilkan jejak audit. Dibandingkan dengan pemungutan suara konvensional, E-Vot menawarkan beberapa keuntungan salah satunya dapat menciptakan Pemira yang lebih efektif dan efisien.

Iklan Souvenir DETaK

Terkait hal ini, ketua pansus KPR terpilih, Kurniadi Rizki menerangkan alasan mengapa sistem Pemira tahun 2021 dilaksanakan sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

“Seperti yang kita ketahui sekarang masih masa di mana Covid-19 masih melanda. Jadi, kita juga harus meminimalisir tersebarnya wabah ini. Untuk itu Pemira pada tahun 2021 nanti kita adakan dengan E-Vot atau daring. Walaupun daring saya mengharapkan antusias dari mahasiswa untuk voting tidak menurun,” ujar Kurniadi pada minggu, 27 Desember 2020.

Kurniadi juga berharap pelaksanaan Pemira 2021 ini berlangsung bersih dan tidak terjadi hal-hal yang dikhawatirkan seperti tahun-tahun sebelumnya.

“Pemira itu harus dilaksanakan sebagaimana juklak/juknis yang ditetapkan oleh KPR dan pembina-pembina tiap fakultas juga bersikap sebagaimana pemira itu dilakukan. Serta tingkat partisipasi tahun ini diharapkan meningkat dari tahun sebelumnya, kalau bisa pemira di tahun ini mencapai tingkat partisipasi tertinggi. Karena di mana Pemira ini adalah pestanya demokrasi mahasiswa, jadi bila mahasiswa tidak ikut berpartisipasi itu bukanlah suatu pesta demokrasi,” tutupnya.[]

Editor: Indah Latifa