Beranda Artikel Siang Abadi di Lingkaran Arktik, Pesona dan Realitas Midnight Sun di...

[DETouR] Siang Abadi di Lingkaran Arktik, Pesona dan Realitas Midnight Sun di Swedia

BERBAGI
Ilustrasi. (Rizki Mauliza Yanti/DETaK)

Artikel | DETaK

Swedia, sebuah negara Nordik di Eropa Utara, merupakan negara terbesar ketiga di Uni Eropa dengan ibu kota Stockholm. Secara geografis, Swedia berbatasan darat  dengan Norwegia di barat dan Finlandia di timur laut. Di laut, berbatasan dengan Denmark, Jerman, Polandia, Rusia (Kaliningrad), Lituania, Latvia, dan Estonia. Membentang dari Lingkaran Arktik di utara hingga Laut Baltik di selatan, Swedia memiliki bentang alam yang beragam seperti hutan boreal, ribuan danau glasial, Pegunungan Skandinavia di barat, dan pesisir panjang dengan ribuan pulau (skärgård). 

Keunikan geografis inilah menjadikan Swedia sebagai panggung bagi fenomena alam paling ikonik, sekaligus menawarkan pengalaman yang tak terlupakan. Ketika malam tiba, kita umumnya terbiasa menyaksikan matahari terbenam, langit yang menggelap, dan kemunculan bintang. Namun, di Swedia, khususnya di wilayah utaranya yang  ekstrem, ada sebuah periode di mana matahari seolah menolak untuk menghilang. 

Iklan Souvenir DETaK

Fenomena Midnight Sun atau matahari tengah malam, terutama di wilayah utara yang  dekat dengan Lingkaran Arktik, adalah tontonan alam yang sungguh memukau. Berbeda  dengan pengalaman matahari terbit dan terbenam yang lazim kita alami, di sini, matahari tetap terlihat di atas cakrawala sepanjang 24 jam penuh. Ini menciptakan siang hari abadi  yang menyelimuti lanskap Arktik dalam cahaya keemasan tak berujung, memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi siapa pun yang menyaksikannya. 

Fenomena ini terjadi karena kemiringan sumbu bumi relatif terhadap orbitnya mengelilingi matahari. Selama musim panas di Belahan Bumi Utara, wilayah di dalam  Lingkaran Arktik menerima sinar matahari terus-menerus karena Kutub Utara condong  ke arah matahari. Semakin jauh ke utara Anda pergi, semakin lama periode Midnight Sun berlangsung. Di beberapa titik paling utara Swedia, seperti di Kiruna atau Abisko, fenomena ini dapat berlangsung dari akhir Mei hingga pertengahan Juli. 

Selain Midnight Sun, keunikan geografis Swedia juga melahirkan fenomena alam lain  yang tak kalah spektakuler: Aurora Borealis atau Cahaya Utara. Kebalikan dari Midnight  Sun, Aurora Borealis adalah tontonan cahaya yang menari-nari di langit malam Arktik. Meskipun tidak terjadi di waktu yang sama dengan Midnight Sun (Aurora Borealis terlihat jelas saat langit gelap gulita, biasanya dari September hingga Maret), keduanya adalah bukti nyata keajaiban alam yang ditawarkan oleh lokasi geografis Swedia yang istimewa. 

Pengalaman hidup di bawah cahaya tak berujung Midnight Sun memberikan perspektif  baru tentang waktu dan ritme harian. Banyak aktivitas yang biasanya dilakukan di siang  hari dapat dinikmati di “malam” hari, seperti hiking, memancing, atau bahkan bermain golf di bawah sinar matahari yang hangat. Ini adalah waktu di mana alam benar-benar hidup, dan energi dari cahaya abadi tampaknya menyelimuti segalanya. 

Fenomena “Midnight Sun” di Swedia terjadi di wilayah utara negara tersebut, khususnya di dalam Lingkaran Arktik (Arctic Circle), umumnya berlangsung dari akhir Mei hingga  pertengahan Juli. 

Durasi dan waktu pastinya bervariasi tergantung pada seberapa jauh ke utara lokasi yang  Anda kunjungi. Menurut Swedish Meteorological and Hydrological Institute (SMHI),  perkiraan periode “Midnight Sun” untuk beberapa kota di Swedia seperti Abisko sekitar  (25 Mei – 18 Juli), Kiruna sekitar (28 Mei – 14 Juli), Gällivare sekitar (2 Juni – 10 Juli),  Jokkmokk Sekitar (5 Juni – 7 Juli). Pada dasarnya, semakin jauh ke utara, semakin lama  periode di mana matahari tidak pernah terbenam sepenuhnya di bawah cakrawala. 

Dampak Positif Terjadinya Midnight Sun 

1. Optimalisasi Pertumbuhan Flora dan Fauna 

Salah satu dampak positif paling kentara dari Midnight Sun adalah pada kehidupan biologis. Selama periode ini, tumbuhan mendapatkan durasi sinar matahari yang jauh lebih lama, memungkinkan mereka untuk melakukan fotosintesis secara terus-menerus. Ini mendorong pertumbuhan yang sangat cepat dan subur di daerah yang biasanya memiliki musim tanam yang pendek.  

Bagi fauna, khususnya hewan herbivora, melimpahnya vegetasi berarti pasokan makanan yang melimpah. Hewan-hewan ini dapat mencari makan tanpa henti, memungkinkan mereka untuk menambah berat badan dan membangun cadangan lemak  yang krusial sebelum datangnya musim dingin yang keras. Burung-burung migran juga memanfaatkan jam siang yang panjang ini untuk mencari makan tanpa henti dan membesarkan anak-anak mereka dengan cepat, memastikan keturunan mereka cukup kuat untuk menghadapi migrasi panjang ke selatan saat musim dingin tiba.  Ketersediaan serangga yang berlimpah juga mendukung kehidupan burung dan predator serangga lainnya. 

2. Peningkatan Sektor Pariwisata dan Ekonomi Lokal 

Peningkatan Pendapatan: Hotel, restoran, toko suvenir, dan penyedia tur mengalami peningkatan pendapatan yang signifikan. 

Penciptaan Lapangan Kerja: Banyak penduduk lokal mendapatkan pekerjaan musiman sebagai pemandu wisata, staf hotel, atau pekerja di berbagai usaha terkait  pariwisata. 

Pengembangan Infrastruktur: Permintaan dari wisatawan mendorong pengembangan dan perbaikan infrastruktur seperti jalan, akomodasi, dan fasilitas  umum lainnya, yang pada akhirnya bermanfaat bagi komunitas lokal secara  keseluruhan. 

Promosi Budaya Lokal: Festival dan acara yang diselenggarakan untuk merayakan Midnight Sun seringkali menampilkan budaya dan tradisi lokal, membantu mempromosikannya ke kancah internasional. 

3. Fleksibilitas Aktivitas dan Produktivitas yang Lebih Tinggi 

Aktivitas Tanpa Henti: Kegiatan seperti hiking, memancing, bermain golf, bersepeda, mendaki gunung, atau sekadar menjelajahi alam terbuka dapat dilakukan kapan saja, bahkan pada tengah malam. Hal ini memungkinkan pengalaman yang lebih mendalam dan santai, tanpa perlu terburu-buru mengejar waktu sebelum gelap. 

Peningkatan Produktivitas: Bagi sektor-sektor tertentu seperti pertanian, konstruksi, atau perikanan, jam siang yang panjang dapat berarti peningkatan produktivitas. Pekerja dapat bekerja lebih lama dan efisien karena ketersediaan cahaya alami, mengurangi kebutuhan akan penerangan buatan dan mempercepat penyelesaian proyek. 

Kesejahteraan Mental: Bagi sebagian orang, paparan sinar matahari yang terus menerus dapat memiliki efek positif pada suasana hati dan tingkat energi, berpotensi  mengurangi insiden gangguan afektif musiman (SAD) yang sering dikaitkan dengan  kurangnya cahaya di musim dingin.

4. Kesempatan Penelitian Ilmiah 

Fenomena Midnight Sun juga menyediakan kesempatan unik untuk penelitian ilmiah,  terutama di bidang biologi, ekologi, dan iklim. Para ilmuwan dapat mempelajari  bagaimana ekosistem beradaptasi dengan siklus cahaya yang ekstrem, bagaimana fotosintesis berlangsung di bawah paparan cahaya konstan, dan dampak perubahan iklim di wilayah Arktik yang rentan. 

5. Pengalaman Budaya dan Sosial yang Unik 

Midnight Sun tidak hanya tentang cahaya, tetapi juga tentang cara hidup dan perayaan. Komunitas lokal di wilayah Arktik seringkali memiliki tradisi dan festival khusus untuk merayakan musim panas yang cerah ini, terutama selama Solstis Musim Panas (sekitar 21 Juni). Ini adalah waktu untuk berkumpul, bersosialisasi, dan menikmati kebersamaan di bawah “siang hari” yang tak pernah berakhir. Festival-festival ini menjadi bagian penting dari identitas budaya mereka dan memberikan kegembiraan serta semangat yang dibutuhkan sebelum datangnya musim dingin yang gelap. 

Dampak Negatif Terjadinya Midnight Sun 

1. Gangguan Pola Tidur (Insomnia dan Jet Lag Sosial) 

Banyak penduduk dan pengunjung mengalami insomnia akibat cahaya yang terus-menerus, karena otak kesulitan menerima sinyal bahwa ini adalah waktu tidur. Akibatnya, meskipun berhasil tertidur, kualitas tidur menjadi buruk dan tidak sedalam saat berada dalam kegelapan total, yang dapat memicu kelelahan kronis, penurunan energi, serta kesulitan berkonsentrasi. Selain itu, kondisi ini juga dapat menyebabkan jet lag sosial, yaitu disorientasi biologis mirip perubahan zona waktu meskipun tidak berpindah tempat, membuat tubuh merasa lesu dan tidak sinkron dengan ritme alami.

2. Dampak pada Kesehatan Mental dan Suasana Hati

Siklus cahaya yang tidak normal dapat memicu peningkatan kecemasan, kegelisahan, dan iritabilitas, terutama pada individu yang sensitif terhadap perubahan cahaya. Kurangnya istirahat visual dan mental akibat cahaya terus-menerus juga bisa menyebabkan kelelahan mental dan kesulitan menenangkan pikiran. Bagi penderita gangguan bipolar, kondisi ini berisiko memicu episode manik atau hipomanik karena terganggunya regulasi suasana hati dan tidur.

3. Tantangan bagi Ekosistem (Meski Sudah Beradaptasi) 

Fenomena Midnight Sun dapat menyebabkan tekanan energi pada hewan yang harus terus aktif tanpa waktu istirahat yang jelas, serta mengganggu perilaku berburu hewan nokturnal yang bergantung pada kegelapan untuk mencari mangsa atau menghindari predator. Selain itu, meskipun lebih dipengaruhi oleh perubahan iklim, periode ini juga dapat berdampak pada pencairan es, suhu, dan perubahan habitat, yang turut memengaruhi siklus hidup spesies tertentu.

4. Peningkatan Aktivitas Serangga (Terutama Nyamuk) 

Musim panas di wilayah Arktik, yang bertepatan dengan Midnight Sun, sering kali  membawa ledakan populasi serangga, terutama nyamuk. Kondisi hangat dan lembap,  ditambah dengan jam siang yang panjang yang memungkinkan mereka beraktivitas lebih  lama, menciptakan lingkungan ideal bagi perkembangbiakan nyamuk.  Meskipun jarang di wilayah Arktik, peningkatan populasi serangga  secara hipotetis dapat meningkatkan risiko penularan penyakit tertentu jika ada patogen  yang relevan. 

5. Keamanan dan Risiko Kecelakaan

Ketiadaan kegelapan dapat memengaruhi persepsi waktu dan kewaspadaan, yang tampaknya sepele namun berdampak serius. Mengemudi dalam cahaya konstan juga dapat menyebabkan kelelahan yang tidak disadari, yang dapat meningkatkan risiko kecelakaan. Selain itu, wisatawan yang tidak terbiasa mungkin salah menilai waktu dan cuaca saat beraktivitas di luar pada “tengah malam” yang tampak seperti siang, sehingga berisiko membuat keputusan yang kurang tepat.

Secara keseluruhan, meskipun Midnight Sun adalah fenomena alam yang luar biasa dan indah, penting untuk menyadari bahwa ketiadaan kegelapan yang berkelanjutan juga  memiliki tantangannya sendiri bagi tubuh manusia dan keseimbangan ekologis, menuntut adaptasi dan persiapan khusus.

Penulis bernama Selvi Dianingsih, Mahasiswi Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Syiah Kuala.

Editor: Nasywa Nayyara Tsany