Beranda Terhangat Waste Collecting Point (WCP) Solusi Pengelolaan Sampah dari Rumah

Waste Collecting Point (WCP) Solusi Pengelolaan Sampah dari Rumah

BERBAGI
Penjelasan materi oleh Ihza Faisal Amien (Dok.Panitia)

Sri Elmanita S | DETaK

Banda Aceh- Environmental Innovator (Evator) adalah lembaga yang bergerak di bidang inovasi ramah lingkungan dan pengembangan pemuda yang berdomisili di Banda Aceh. Selama pandemi, Evator aktif mengajak masyarakat untuk tetap peduli dengan isu lingkungan melalui kegiatan online atau offline. Kali ini Evator kembali melaksanakan sharing session dengan tema “Waste Collecting Point (WCP) From Your Home” pada Sabtu, 19 Desember 2020 melalui Zoom meeting.

Sharing session ini mengundang Ihza Faisal Amien selaku Content Coordinator dari Buang Disini sebagai pemateri. Buang Disini adalah komunitas yang memberdayakan masyarakat untuk menata ulang pengelolaan sampah serta gaya hidup yang tepat untuk mendukung pola konsumsi berkelanjutan.

Iklan Souvenir DETaK

“Kami memilih tema ini karena practicable. Prakteknya mudah dilakukan dari rumah. Jadi, setelah pemaparan materi bisa langsung dilaksanakan. Bukan hanya mendapatkan teori,” jelas Furqan selaku ketua panitia.

Ia juga menambahkan bahwa sasaran acara ini adalah pemuda yang punya ketertarikan dengan isu lingkungan. Terkait dengan materi yang dibawakan bukan hanya berupa metode dalam melaksanakan WCP saja, tetapi juga adanya penjelasan urgensi dampak dari sampah yang dihasilkan.

“Ini udah diketahui secara umum, kalau Indonesia jadi pemasok sampah plastik terbanyak kedua di Dunia sebanyak 187,2 Juta Ton. Kalau China menjadi pemasok pertama karena produksi dan penduduknya padat. Kalau Indonesia produksinya lebih sedikit dari China tetapi kita bisa lebih banyak sampahnya dari Amerika,” tutur Ihza Faisal Amien sambil menunjukkan data di layar Zoom meeting

Fakta lainnya yang dipaparkan yaitu data yang bersumber dari waste4change, bahwa sampah pribadi yang dikumpulkan perhari di Indonesia sebanyak 0.5 kg sampah. Jika diasumsikan 1 Rukun Warga (RW) yang berpenduduk 1200 orang, maka akan menghasilkan 600 kg sampah perhari. Jika satu tahun setara dengan 31 ekor gajah atau 219 tons pertahun.

“Mengenai isu sampah dari ambil, pakai, buang menjadi suatu kebiasaan dalam kehidupan kita. Kalau kita beli barang, buang, tanpa tau dampak pada lingkungan dan gak tau langkah yang baik gimana. Disini kita harus bangun kesadaran dulu sebagai manusia,” jelasnya terkait dengan mengenal siklus produksi-konsumsi linier. 

Dalam rantai makanan, alam tidak menghasilkan sampah, tetapi manusia yang menghasilkan sampah dari inovasi yang dibuat untuk mempermudah kehidupan. Sampah yang dihasilkan harusnya dipilah dalam upaya pengurangan sampah (residu) ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

“Peserta aktif banget untuk bertanya dan memaparkan ide terkait permasalahan sampah. Harapannya mereka terlibat langsung dalam melaksanakan WCP di rumah,” tutup Furqan. []

Editor: Feti Mulia Sukma