Rizkia Putri Nabila [AM] | DETaK
Darussalam– Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Perspektif Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) mengadakan webinar nasional dengan tema “Menjaga Logika di Masa Pandemi Sekarang, Menjaga Asa demi Negeri”. Kegiatan ini dilaksanakan secara virtual melalui aplikasi Zoom meeting pada Sabtu, 19 Desember 2020.
Webinar Nasional ini menghadirkan Uzair selaku CEO Antero Plus (Radio Antero 102 FM dan anterokini.com) dan merupakan alumni dari LPM Perspektif FEB Unsyiah, serta Faldo Maldini selaku founder komunitas Pulangkampuang yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Sumatera Barat.
“Pada tahun 2022, Indonesia akan sweet off dari era analog ke era digital, khusus untuk TV jadi nanti tidak ada lagi TV analog, melainkan TV digital. Ini merupakan sebuah kesempatan, karena kalau analog itu hanya menyediakan 12 kanal, dengan adanya digital 1 kanal itu dari 12 terisi sampai 18 channel lain. Jadi bisa berlipat ganda jumlah channel nya. Dan ini pun merupakan kesempatan bagi konten kreator untuk bisa masuk ke industri TV. Karena sekarang berbagai kalangan muda mudi juga sudah lebih dulu mengenal youtube, hingga menjadi konten kreator di youtube,” jelas Uzair sebagai salah satu pemateri.
Ia juga menjelaskan terkait seorang peneliti senior yang bernama Thomas meramalkan pada tahun 2012 lalu, nanti pada tahun 2030 ada 2 milyar pekerjaan manusia di muka bumi yang musnah hingga alat teknologi, robot dan kecerdasaan buatan akan menggantikan banyak pekerjaaan.
Webinar ini bertujuan untuk memberikan motivasi serta wawasan agar pemuda dapat bertahan di masa pandemi sekarang. Pandemi bukan alasan untuk mengeluh dan berhenti berkreativas, serta berproses.
“Saya berharap peserta webinar LPM Perspektif bisa menerapkan ilmu ini untuk dirinya masing-masing, agar bisa dijadikan sumber manfaat dan ilmu. Kita harus bisa menjadi seorang mahasiswa yang berkualitas, bertekad kuat, terampil pada setiap keahlian bidang yang kita sukai,” ujar Abi Rafdi Nasution selaku moderator.[]
Editor: Sri Elmanita S.