Siaran Pers | DETaK
Bener Meriah – Air Terjun Tansaran Bidin merupakan air terjun yang berada di Kabupaten Bener Meriah. Air terjun setinggi 50 meter ini menawarkan keindahan alam yang masih alami dan sudah mulai menjadi ikon dari Bener Meriah. Secara geografis, letak Air Terjun Tansaran Bidin berada pada Desa Tansaran Bidin, Kecamatan Bandar, Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh.
Tempat wisata Air Terjun Tansaran Bidin memang sangat cocok bagi wisatawan yang menyukai tantangan atau juga pecinta alam. Selama perjalanan menuju air terjun ini, mata tak hentinya akan disajikan panorama alam berupa perbukitan hijau, hutan belantara serta hamparan perkebunan warga (Surga Tersembunyi ) meskipun hanya jalan setapak yang bisa dilalui, tempat wisata ini tetap memiliki magnet bagi wisatawan.
Ketua Kelompok KKN XXI 301, Fahrul menyatakan bahwa ia sangat bersyukur dapat diterima oleh aparatur kampung.
“Saya mewakilkan teman teman semua alhamdulillah sangat bersyukur diterima oleh aparatur kampung Tansaran Bidin Kabupaten Bener Meriah yang mana mempunyai surga tersembunyi yaitu Air Terjun Tansaran Bidin. Dan juga kami ikut andil gotong royong bersama masyarakat sekaligus mempererat tali persaudaraan kampung dan juga guna untuk mempersiapkan acara MTQ ACEH 2022 yang dilaksanakan di Kabupaten Bener Meriah,” tuturnya.
Fahrul menyayangkan kondisi di mana tidak adanya anggaran yang dikhususkan untuk pengelolaan ekowisata air terjun.
“Saya selaku Ketua Kelompok sangat prihatin dengan eko wisata Air Terjun Tansaran Bidin tersebut karena belum ada sedikit pun luncuran anggaran dari pemerintah daerah untuk mengelola ekowisata air terjun tersebut,” jelas Fahrul.
Nasip, Reje Desa Tansaran Bidin juga menyampaikan keinginannya untuk mendapatkan bantuan anggaran dari pemerintah untuk mengelola air terjun. Nama Air Terjun Tansaran Bidin sudah terkenal dan menjadi ikon Bener Meriah, sayangnya tidak ada sedikit pun kucuran dana dari pemerintah. Masih banyak yang perlu dikelola seperti akses jalan setapak yang terjal dan licin sehingga dapat memberikan resiko kepada pengunjung.[]
Editor: Amanta Haura