Siaran Pers | DETaK
Bener Meriah – Budidaya Ikan dalam Ember (Budikdamber) diusungkan oleh Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang bertempat di Kecamatan Wih Pesam, Bener Meriah. Kelompok KKN dibawah bimbingan Purwana Satriyo memberikan solusi Teknologi Tepat Guna (TTG) Budikdamber setelah melihat potensi selain kopi yaitu air mengalir berlimpah di Wih Pesam. Empat kelompok yang ikut berhadir pada acara ini berasal dari Desa Jamur Ujung, Lut Kucak, Wonosobo, dan Cinta Damai. Budikdamber sendiri adalah kegiatan budidaya ikan lele didalam ember dengan penanaman sayuran aquaponik diatasnya. kegiatan ini dilaksanakan pada hari Minggu, 19 Juni 2022 di Gedung Musara Kampung Jamur Ujung, Wih Pesam.
Kegiatan dibuka dengan kata sambutan dari Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Syiah Kuala Agussabti dan koodintor lokasi Wih Pesam Dirhamsyah. Mengenai kegiatan ini Agussabti berharap semoga mahasiswa KKN dapat mentransfer ilmu, nilai, dan kreativitas yang sudah didapatkan dikelas untuk diimplementasikan sesuai bagaimana basis sumber daya masyarakat.
“Tujuan KKN adalah transfer knowledge, nilai dan creativity. Bagaimana ilmu yang kita miliki, dapat di hayati kemudian di implementasikan. Lihat bagaimana basis sumber daya masyarakat dan di inovasikan. Meningkatkan green economy dan bebas stunting. 4 fungsi mahasiswa sebagai agent of change sebagai fasilitator, inisiator, motivator, dan mediator. Mudah-mudah dengan dukungan perangkat pemerintah daerah dan pihak universitas, Ide-ide yang ditemukan bisa dilanjutkan meskipun masa KKN nya sudah berakhir,” ujar Agussabti
Purwana, selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) menyebutkan program kegiatan Budikdamber ini dapat mendukung Program Ketahanan Pangan Nasional yang bernama Kawasan Rumah Pangan Lestari. Pembuatannya mudah dilakukan oleh keluarga dirumah masing-masing dikarenakan modal yang diperlukan relatif kecil dan tidak memerlukan lahan yang besar. Potensi ini kemudian dapat memberikan output berupa perbaikan gizi masyarakat agar mencapai hasil pola pangan harapan dari kurangnya konsumsi protein hewani.
“Program ini adalah Program Nasional untuk Ketahanan Pangan, Kawasan Rumah Pangan Lestari. Sudah dikembangkan, tiap-tiap daerah desa perkotaan ada kegiatan tersebut. Saya lihat potensi air melimpah ruah tidak dipakai, bagaimana cara menampung, ikan dipelihara dan ada tanaman namanya aquaponik sehingga sayur-sayuran tersebut juga bisa langsung dikonsumsi. Budikdamber juga cocok untuk mengatasi kurangnya konsumsi protein hewani hampir di seluruh daerah Aceh agar sesuai hasil pola pangan harapan yang masih di bawah standar nasional,” ucap Purwana.
Purwana juga mengapresiasi kemampuan mahasiswa KKN yang dapat menyukseskan acara dan berterima kasih kepada para tamu yang bersedia meluangkan waktu ditengah kesibukannya untuk berhadir dan menyukseskan kegiatan Budikdamber.
Beberapa pejabat dari Bener Meriah yaitu Khairun Aksa sebagai Kepala Bappeda Bener Meriah, Sabri sebagai Camat Wih Pesam, Irpan sebagai Reje Jamur Ujung, dan dari pihak Danramil yaitu Trimo juga turut berhadir serta mendukung ide-ide dari mahasiswa KKN baik Budikdamber maupun kegiatan lainnya yang bisa meningkatkan potensi dan menciptakan inovasi bagi masyarakat Bener Meriah. Komentar tambahan dari Kepala Bappeda mengenai harapannya agar selama mahasiswa menjalani kegiatan KKN masyarakat dapat meningkatkan potensi sumber daya yang telah dimiliki dan memberikan nilai tambah dari sebuah produk.
“Contoh Gutel (makanan khas bener meriah) yang ada dihadapan kita ini. Tidak cukup rasanya saja yang enak, tapi diperlukan pula kemasan yang bagus, packaging istilahnya. Kalau rasanya enak, bentuknya bagus harganya mahal enggak masalah,” ucap Khairun.
Mahasiswa kemudian melanjutkan acara Pelatihan Budikdamber setelah mendengarkan petuah dan nasihat dari pejabat pemerintah dan universitas. Harapan kedepannya mahasiswa KKN bisa memanfaatkan waktu yang tersisa untuk membaca dan memaksimalkan potensi yang dimiliki desa guna mencapai tema KKN yaitu Melalui KKN Kolaborasi dan KKN Reguler Periode XXI Kita Tingkatkan Pengembangan Potensi Green Economy dan Masyarakat Sehat Bebas Stunting. []
Editor: Della Novia Sandra