Nadiatun Mutmainnah [AM] | DETaK
Darussalam– Pemilihan Raya (Pemira) resmi dibuka hari ini bertepatan dengan tanggal 18 Februari 2021 pukul 08.00 WIB. Pemira tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya, dimana tahun ini akan menggunakan sistem online melalui E-Voting untuk meminimalisasi terjadinya penyebaran Covid-19.
Berdasarkan hal ini, mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) menyampaikan argumennya, beberapa mahasiswa yang diwawancarai melalui via WhatsApp mengaku sistem E-voting ini sangat efektif dan lainnya mengaku keberatan dengan sistem seperti ini.
“Menurut saya, sistem e-voting ini sangat efektif mengingat kondisi kita yang sekarang sedang dalam keadaan pandemi dan juga yang masuk luring hanya dua angkatan yaitu angkatan 2019 dan 2020. Jadi, penerapan e-voting ini merupakan salah satu solusi terbaik untuk pemira tahun ini. Adapun sistem keamanan dari e-voting tentunya sudah dipikirkan baik-baik oleh pihak KPR untuk mencegah agar tidak terjadinya pembobolan suara. Intinya, pihak KPR sudah mengusahakan keamanan ekstra terhadap sistem ini,” tutur Rifky Rivanda, mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, angkatan 2019.
Sepemikiran dengan Rifky, Muhammad Ridhaul Ilmi yang merupakan mahasiswa angkatan 2019 mengatakan bahwa sistem e-voting ini sangat efektif di tengah pandemi.
“Kalau menurut saya, sistem yg digunakan pada tahun ini sangat efektif karena selain mempermudah mahasiswa dalam memilih pilihan mereka secara online, sistem e-voting ini juga sangat membantu ditengah pandemi sekarang ini,” ujar Ilmi
Muhammad Ariffandi, mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan angkatan 2019 mengemukakan hal yang sama, namun ia juga mengkhawatirkan akan kecurangan yang terjadi selama e-voting berlangsung.
“Pemilihan yang dilakukan secara E-Voting menurut saya sangat efektif di masa saat ini. Kita sedang mengalami masa pandemi Covid-19, dunia belum membaik sehingga dengan adanya e-voting ini kita bisa menjaga protokol kesehatan dengan baik, kita bisa menjaga jarak, tidak bersentuhan dengan orang lain, dan tidak memegang barang yang sama dengan yang orang lain pegang. Akan tetapi, melakui E-Voting ini, tingkat kecurangan yang dilakukan tinggi. Sewaktu-waktu orang bisa dengan mudah melacak identitas mahasiswa lain untuk memperoleh keberuntungan bagi pasangan calon. Kendala dari e-voting ini juga lumayan, sewaktu-waktu sistemnya bisa down. Apapun keadaan kita saat ini, semoga ini yang terbaik bagi kita kedepannya,” tutur Muhammad Ariffandi
Di sisi lain, ada beberapa mahasiswa yang mengatakan bahwa sistem e-voting ini tidak efektif, SSY mengaku saat memilih melalui e-voting ia merasa kesulitan.
“Menurut aku, sistem e-voting ini tidak efektif. Karena kita tidak tau berapa banyak mahasiswa yang mengisi e-voting ini. Dan juga takutnya kecurangan akan dengan mudah dilakukan karena pemilihan dilakukan dengan sistem E-Voting. Pada saat E-Voting tadi, aku juga kesulitan saat memilih, karena sistem sempat eror,” ujarnya
Hal yang sama juga dikemukakan oleh IMF, mahasiswi angkatan 2019. Menurutnya, sistem e-voting ini tidak efektif karena datanya tidak akurat.
“ Kita melakukan pemilihan dengan sistem E-Voting hanya diminta NPM dan password. Menurut aku, pemilihan tersebut nantinya bukan hanya dilakukan oleh orang yang bersangkutan, orang lain juga bisa mengakses e-voting tersebut. Artinya, dia tidak memilih sendiri tapi dibantu oleh orang lain, sehingga datanya tidak akurat,” ujarnya
MA, mahasiswa angkatan 2019 mempunyai pendapat yang serupa dengan IMF. Dia mengatakan bahwa sistem e-voting ini keamanannya kurang.
“Ada sebagian orang yang sudah mengetahui NIM dan password kawannya sehingga bisa saja mereka menyalahgunakan hal tersebut. Mereka bisa saja menggunakan data kawannya untuk melakukan pemilihan. Itulah sebabnya menurut saya E-Voting ini tidak efektif. Adapun kendala lainnya yaitu masalah jaringan. Mereka yang berada di daerah pedesaan, sulit untuk mengakses link E-Voting tersebut, sehingga sudah beberapa kali mereka mencoba, masih saja eror. Sistemnya masih saja down. Ini menjadi kendala yang tidak bisa disepelekan dalam sistem E-Voting,” tutupnya.
Editor: Cut Siti Raihan