Beranda Opini Antara Pemilu dan Perang

Antara Pemilu dan Perang

BERBAGI
(Dok. Ist)

Opini | DETaK

Neno Warisman pada acara Munajat 212 membacakan sebuah puisi doa yang akhirnya menjadi viral di media sosial. “Jika tak kau menangkan kami, kami takut tidak ada yang menyembahmu lagi,” ungkap Neno Warisman di dalam doanya.

Doa ini seharusnya tidak disampaikan Neno pada acara Munajat 212 tersebut, terkesan tidak tepat jika ditujukan untuk memenangkan salah satu paslon presiden. Doa yang dipanjatkan Neno banyak menuai pro dan kontra, baik dari kalangan ustadz maupun politikus. Pemilu seharusnya menjadi pesta demokrasi, bukan malah jadi ajang peperangan.

Iklan Souvenir DETaK

Doa yang disampaikan oleh Neno merupakan doa yang pernah disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW ketika perang Badar saat melawan kaum Kafir Quraisy. Jelas ketika itu berperang antara dua kubu, kubu Muslim dan kubu Kafir. Bukankah paslon lawannya juga merupakan seorang Muslim?

Dalam ceramahnya, da’i kondang ustadz Farhan Abu Furaihan menyampaikan “Masya Allah, kedua kubu sama-sama seorang Muslim dan yang akan memilih mereka juga sebagian besar juga Muslim, kok bisa doa perang Badar yang perangnya antara Rasulullah dan para sahabatnya melawan kaum Musrikin yang di dalamnya ada Abu Jahal dan Abu Lahab?”.

Ustadz Farhan juga menambahkan, ini merupakan akibat dari orang-orang yang tidak mengamalkan Al-Qur’an dan Hadist dengan pemahaman para sahabat nabi. “Ini menerangkan kepada kita bahwa benarnya apa yang Allah katakan, kalau manusia meninggalkan Al-Qur’an dan hadist dengan pemahaman para sahabat nabi, pasti mereka berpecah belah, walaupun mereka mengaku tidak berpecah, dan setiap mereka akan bangga dengan kelompok mereka sendiri,” tutur ustadz Farhan dengan tegas.[]

Penulis bernama Arief Rahman Reza. Ia merupakan mahasiswa angkatan 2016 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Syiah Kuala.

Editor: Herry