Dinda Triani [AM] | DETaK
Darussalam – Pemilihan Raya (Pemira) BEM Unsyiah yang dilaksanakan pada Selasa, 23 Desember 2014 masih banyak yang menilai tidak penting. Hal ini di buktikan dengan masih banyaknya mahasiswa yang tidak memberikan hak suaranya pada Pemira kali ini.
Dari pantauan detakusk.com di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Unsyiah saat petugas KPR melakukan pengitungan suara. Hanya 413 atau sekitar 23% suara yang mengisi kotak suara dari total 1.764 surat suara yang ada. Artinya 1.351 mahasiswa FISIP tidak memberikan hak suaranya.
Sikap apatis ini diperkuat dengan pernyataan beberapa mahasiswa yang mengatakan tidak akan memilih. Alasannya beragam, mulai dari tidak peduli, malas, tidak tahu siapa yang mau dipilih dan lain sebagainya.
Dari sepuluh mahasiswa yang ditanyai tentang pemberian hak suaranya, delapan diantaranya mengaku tidak merasa penting dan peduli akan hal tersebut.
“Dari pada kita salah pilih kan lebih baik gak usah pilih” kata Suci Ramadhani Mahmud, salah seorang mahasiswa FISIP ketika ditanyai alasannya untuk tidak memberikan hak suaranya.
Berbeda dengan Khairul Nurhaliza, Ia menganggap sikap apatis teman-temannya adalah suatu alasan yang tidak masuk akal dan tidak semestinya seorang mahasiswa bersikap demikian. Meskipun Dia sendiri mengaku belum mengetahui semua calon ketua BEM yang akan dipilihnya. “Sebenarnya itu salah mereka, sudah tau tidak tau, kenapa ngak cari tahu?” jawabnya kembali bertanya.
Di dalam 413 suara yang ada, dikurangi delapan surat suara yang tidak sah. Calon ketua BEM nomor urut empat memenangkan perolehan suara di FISIP dengan 184 suara, 106 suara untuk calon nomor urut satu, 112 suara untuk calon nomor urut 2, dan 3 suara untuk calon nomor urut 3.[]
Editor: Riska Iwantoni