Siaran Pers | DETaK
Banda Aceh – Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Labuhan Haji Barat (IPPEMALBAR), Ozy Rizki mendukung gagasan pembubaran Lembaga Wali Nanggroe yang dalam beberapa hari ini ramai diperbincangkan.
Besarnya respon terhadap gagasan pembubaran Lembaga Wali Nanggroe mengetuk kesadaran dari berbagai kalangan, hal ini terkait dengan kinerja serta fungsi Lembaga Wali Nanggroe tersebut yang dirasakan tidak membawa faedah manfaat dan hanya menghabiskan Anggaran Pemerintah Aceh.
“Kami mendukung gagasan pembubaran Lembaga Wali Nanggroe karena kehadirannya yang tidak memberikan manfaat apapun bagi masyarakat Aceh, dan hanya menghabiskan anggaran yang seharusnya bisa di alokasikan untuk percepatan pembangunan daerah.” Ucap Ozy Riski, ketua IPPEMALBAR, Senin, 31 Agustus 2015.
Dilain hal, pada awal pembentukannya, Lembaga Wali Nanggroe dibentuk sebagai lembaga adat pemersatu bangsa Aceh. Namun dalam perjalanannya, lembaga ini tidak mampu mengakomodir kesenjangan sosial budaya yang terjadi di Aceh dan terkesan hanya ditujukan untuk kepentingan segelintir orang saja.
“Pada awalnya Lembaga Wali Nanggroe dibentuk dengan semangat persatuan dan kesatuan bangsa Aceh, namun selama ini, lembaga Wali Nanggroe terkesan hanya untuk kepentingan politik semata.” Tegas Ozy.
Sebelumnya telah diberitakan, Komite Pemuda Koetaradja menuntut pembubaran Lembaga Wali Nanggroe yang sejak didirikannya Lembaga Wali Nanggroe dua tahun yang lalu, belum memperlihatkan kinerjanya sebagai lembaga pemersatu bangsa Aceh, Minggu (30/08/2015).
Menurutnya, pasca pembentukannya, Lembaga ini telah menyerap anggaran yang begitu besar. Namun belum memberikan dampak yang positif bagi bangsa Aceh.[]
Editor: Riska Iwantoni