Beranda Artikel Suasana Menjelang Perpisahan Bulan Ramadhan dengan Syukur dan Harapan

[DETaR] Suasana Menjelang Perpisahan Bulan Ramadhan dengan Syukur dan Harapan

BERBAGI
Ilustrasi. (Saira Salsabila/DETaK)

Artikel | DETaK

Ramadhan adalah bulan penuh berkah, ampunan dan kesempatan untuk memperbaiki diri. Saat-saat hari terakhir Ramadhan semakin mendekat, suasana menjelang perpisahan dengan bulan Ramadhan selalu membawa perasaan yang bercampur aduk bagi umat Islam. Setelah menjalani satu bulan penuh ibadah, menahan lapar dan dahaga, serta memperbanyak amal kebaikan, kini saatnya bersiap untuk mengucapkan selamat tinggal kepada bulan yang penuh berkah ini.

Di satu sisi, ada kebahagiaan karena sebentar lagi Idul Fitri akan tiba. Hari kemenangan yang telah dinanti-nantikan menjadi momen bagi banyak orang untuk berkumpul bersama keluarga, saling memaafkan, dan merayakan hasil dari perjuangan selama bulan puasa. Kesibukan mulai terasa di setiap rumah, dengan orang-orang yang menyiapkan berbagai kebutuhan Lebaran, seperti membuat kue, membersihkan rumah, dan membeli pakaian baru. Masjid-masjid juga semakin ramai dengan jamaah yang ingin memaksimalkan ibadah mereka sebelum Ramadhan benar-benar berlalu.

Iklan Souvenir DETaK

Namun, di balik kegembiraan itu, ada juga kesedihan yang muncul. Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan keberkahan dan kesempatan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah. Banyak orang merasa bahwa waktu berlalu begitu cepat, dan mungkin ada ibadah yang belum maksimal dijalankan. Ada perasaan rindu yang sudah mulai muncul, meskipun Ramadhan belum benar-benar berakhir. Suasana masjid yang ramai dengan tarawih dan tadarus bersama akan berubah setelah bulan suci ini pergi, dan tidak sedikit yang merasa kehilangan momen kebersamaan dalam beribadah.

Meski Ramadhan akan berakhir, harapan untuk tetap menjaga kebiasaan baik selama bulan suci ini tetap ada. Banyak orang bertekad untuk mempertahankan ibadah yang sudah dijalankan dengan lebih disiplin, seperti salat tepat waktu, membaca Al-Qur’an, serta memperbanyak sedekah dan amal kebaikan. Idul Fitri bukan hanya tentang perayaan, tetapi juga tentang melanjutkan semangat Ramadhan dalam kehidupan sehari-hari.

Bulan Ramadhan mungkin akan meninggalkan kita, tetapi semangat dan nilai-nilai yang telah ditanamkan selama bulan ini tidak boleh ikut pergi. Perpisahan ini bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan baru untuk menjadi pribadi yang lebih baik, dengan harapan bisa bertemu kembali dengan Ramadhan di tahun yang akan datang.

Penulis bernama Jihan Sabila Fadma, Mahasiswi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Syiah Kuala.

Editor: Masya Pratiwi