Artikel | DETaK
Qiyamul lail adalah ibadah yang sangat dianjurkan dalam islam, secara harfiah, qiyamul lail berarti “bangun di malam hari” secara bahasa berarti “ berdiri di malam hari” untuk mengerjakan ritual ibadah salat. Banyak muslim yang salah paham mengenai qiyamul lail. Meski sama-sama dikerjakan saat malam hari, namun istilah qiyamul lail cukup berbeda dengan ibadah salat Tahajud karena salat Tahajud tersebut menjadi bagian dari qiyamul lail yang dikerjakan dengan kesungguhan hati untuk mendapatkan rida dan pahala dari Allah SWT. Sehingga, mengerjakan qiyamul lail artinya mengerjakan salah satu salat malam seperti Tahajud.
Dalam konteks ibadah, qiyamul-lail berarti salat malam seperti Tahajud, salat Tarawih dan salat Witir. Menurut Habib Alawi Al-Maliki keutamaan qiyamul lail sangat banyak, baik untuk kehidupan di dunia maupun di akhirat. Qiyamul lail biasanya dimulai dari setelah salat Isya sampai terbit fajar. Akan tetapi, waktu yang paling utama untuk melakukan qiyamul lail adalah sepertiga terakhir di malam hari. mereka yang melaksanakan qiyamul lail akan memperoleh suatu fadilah dan keutamaan atas apa yang ia lakukan.

Fadilah dan keutamaan yang akan diperoleh saat melaksanakan qiyamul lail diantaranya adalah:
- Orang yang konsisten melaksanakan qiyamul lail, maka dirinya akan dimasukkan kedalam surga tanpa adanya hisab.
- Melaksanakan qiyamul lail merupakan salah satu wasilah kedekatan terhadap Tuhan dan sebagai penghapus terhadap setiap kesalahan yang dilakukan. Setiap kesalahan tidak serta-merta bisa terhapuskan dengan melaksanakan qiyamul lail. Kesalahan disini terhapus ketika berhubungan dengan Tuhan, tetapi tidak dengan sesama manusia. Artinya, kesalahan yang tidak diperbuat saat ada kaitannya dengan hak seseorang, maka bisa terhapuskan ketika sudah meminta maaf kepada orang yang dibuat salah.
- Orang yang konsisten melaksanakan qiyamul lail, maka akan masuk surga dengan tenang dan damai.
- Mendapatkan kehormatan di dunia maupun akhirat.
- Orang yang melakukan qiyamul lail tidak pernah kecewa karena setiap harapan hajat yang diinginkan akan dikabulkan oleh Allah SWT.
- Akan memperoleh suatu kenikmatan yang didapat berupa kedekatan dengan Tuhannya.
Qiyamul lail sangat dianjurkan dilaksanakan pada bulan Ramadan dan disyariatkan secara berjamaah. Jika diluar Ramadhan disunahkan salat dengan istirinya (keluarga). Qiyamul lail paling sedikit rakaatnya yaitu satu rakaat dan paling banyak sebelas rakaat. Sebagaimana telah disebutkan dalam perkataan Aisyah radhiyallahu ‘anha, “Rasulullah SAW tidak pernah salat lebih dari sebelas rakaat, baik pada bulan Ramadan ataupun diluar Ramadan”. Qiyamul lail tidak terbatas pada jenis salat tertentu saja. Namun, setiap salat yang dilakukan pada malam hari, semuanya disebut qiyamul lail. Termasuk diantaranya salat fardu Maghrib dan Isya serta salat sunah lain yang dikerjakan pada malam hari, seperti salat Rawatib, salat Tarawih, salat Witir, salat Tahajud, dan lain-lain. Semua jenis salat ini bisa dikerjakan tanpa didahului tidur, kecuali salat Tahajud. Niat salat qiyamul lail bisa disesuaikan dengan jenis shalat yang dilakukan. Secara umum, niatnya dapat diucapkan dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Contoh niat shalat witir (sebagian dari qiyamul lail) “Ushalli sunnatal witri rak’ataini lillaahi ta’ala.” yang artinya “Aku berniat salat sunah Witir dua rakaat karena Allah Ta’ala”. Dengan catatan niatnya dilakukan dengan hati yang Ikhlas yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Niat dalam hati juga sudah cukup tidak perlu dengan keras, meskipun jika diucapkan dengan lisan akan lebih membantu memfokuskan niat.
Penulis bernama Alya Kautsari, mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Syiah Kuala.
Editor: Khalisha Munabirah