Satria Liswanda | DETaK
Darussalam – Selama semester genap tahun 2021/2022, USK telah beberapa kali menetapkan kebijakan-kebijakan melalui surat edaran terkait proses akademik. Hal itu pertama kali terjadi sejak ditemukannya kasus beberapa mahasiswa USK yang terjangkit covid 19.
Surat pertama yang keluar setelah adanya temuan kasus baru covid 19 yaitu Nomor 664/UN11/KP.11.00/2022 tanggal 8 Februari 2022 menyatakan USK memberlakukan proses perkuliahan daring. Selanjutnya keluar Surat Edaran (SE) Nomor 2 Tahun 2022 tanggal 18 Februari 2022 tentang diperpanjang proses perkuliahan daring sampai tanggal 5 Maret 2022.
Setelah berakhirnya SE Nomor 2 tahun 2022, selanjutnya keluar SE Nomor 3 tahun 2022 tanggal 5 Maret 2022 bahwa USK kembali memberlakukan kuliah tatap muka khusus untuk mahasiswa angkatan 2021, sedangkan untuk mahasiswa angkatan lain mengikuti kebijakan dari fakultas masing-masing.
Kepala Biro Akademik USK, Rahmat Lubis ketika diwawancarai mengatakan bahwa keluarnya surat edaran rektor ini atas berbagai pertimbangan dari dekanat Fakultas dan kemungkinan akan adanya perubahan sesuai situasi dan kondisi.
“Keputusan ini atas pertimbangan dekanat, para dekan yang menentukan luring dan akan dibagi berapa persen proses luring, keputusan ini berlaku tergantung kondisi yang terjadi kedepan. Semua kegiatan luring diinstruksikan agar menerapkan protokol kesehatan yang ketat,” ujarnya.
Salah satu mahasiswa USK Ayu Wandira mahasiswa angkatan 2020 dari Fakultas Pertanian mengatakan sangat bagus mengikuti kuliah luring ini karena dia merasakan pergaulan di kampus dan bertemu langsung dengan dosen dan teman-teman sejawat.
“Sangat bagus luring karena dapat membuat mahasiswa semakin beradaptasi dengan lingkungan kampus dan dapat merasakan pergaulan yang ada di kampus. Ini merupakan harapan mahasiswa semua karena dapat bertemu secara langsung beda dengan online suasana dan nuansanya juga yang mana mahasiswa harus menatap layar dan membuat mahasiswa lebih cepat bosan. Tapi ketika luring tentu ini memiliki kenikmatan bertemu dengan dosen dan teman – teman,” pungkasnya.
Sementara Aiza Misti Raiqan, mahasiswa angkatan 2021 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan menyatakan setuju kuliah tatap muka, dia mengatakan kalau daring tidak bisa merasakan bagaimana kuliah yang sebenarnya dan menurutnya sama seperti sekolah.
“Menurut saya memang harus kuliah tatap muka seperti itu, karena kalau daring kami tidak bisa ngerasain gimana rasanya kuliah dan sama saja seperti sekolah, kalau masalah teori di Google banyak,” ungkapnya. []
Editor: Della Novia Sandra