Beranda Artikel Bulan Muharram, Awal Tahun Hijriah yang Penuh Berkah dan Makna Mendalam

Bulan Muharram, Awal Tahun Hijriah yang Penuh Berkah dan Makna Mendalam

BERBAGI
Ilustrasi. (Jihan Sabila Fadma/DETaK)

Artikel | DETaK

Bulan Muharram adalah salah satu bulan yang sangat istimewa dan penuh keberkahan dalam kalender Islam. Sebagai bulan pertama dalam penanggalan Hijriah. Kedatangan bulan ini menjadi pengingat yang kuat bagi kita semua untuk melakukan refleksi diri, memperbaiki kualitas ibadah, dan memperkuat hubungan dengan Allah SWT. Muharram mengajak kita untuk memulai lembaran baru dengan semangat hijrah, yakni perpindahan dari kebiasaan buruk menuju kebiasaan baik, dari kegelapan menuju cahaya hidayah, dan dari ketidaktaatan menuju ketaatan yang penuh kesungguhan.

Keutamaan dan Kedudukan Bulan Muharram dalam Islam

Iklan Souvenir DETaK

Muharram termasuk dalam kategori empat bulan haram yang disebutkan secara jelas dalam Al-Qur’an, bersama dengan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Rajab. Allah SWT berfirman dalam surat At-Taubah ayat 36:

“Sebenarnya jumlah bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram…”

Penetapan bulan-bulan haram ini bukan tanpa alasan. Bulan-bulan tersebut memiliki kedudukan yang sangat mulia dan suci, di mana umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal kebaikan dan menjauhi segala bentuk perbuatan dosa. Bahkan, dosa yang dilakukan di bulan-bulan ini akan mendapatkan ganjaran yang lebih berat, sementara kebaikan yang dilakukan akan dilipat gandakan pahalanya. Hal ini menunjukkan betapa besar perhatian Allah SWT terhadap kesucian waktu dan bagaimana kita sebagai hamba-Nya harus memanfaatkan kesempatan tersebut sebaik mungkin.

Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga menegaskan keutamaan bulan Muharram melalui sabdanya:

“Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yaitu Muharram.” (HR.Muslim)

Hadis ini memberikan gambaran jelas bahwa puasa sunah di bulan Muharram memiliki derajat yang sangat tinggi di sisi Allah SWT. Bahkan, puasa di bulan ini lebih utama dibandingkan puasa sunah di bulan-bulan lainnya. Ini menjadi motivasi bagi kita untuk memperbanyak ibadah puasa sunnah di bulan Muharram sebagai salah satu bentuk penghambaan dan mendekatkan diri kepada Allah.

Hari Asyura: Hari yang Penuh Sejarah dan Hikmah

Hari ke-10 Muharram yang dikenal dengan sebutan Hari Asyura, adalah hari yang sangat istimewa dan sarat dengan berbagai peristiwa penting yang menjadi tonggak sejarah bagi umat Islam dan umat manusia pada umumnya.

  1. Keselamatan Nabi Musa AS dan Bani Israil: Salah satu peristiwa paling monumental yang terjadi pada Hari Asyura adalah keselamatan Nabi Musa AS dan kaumnya dari kejaran Firaun beserta pasukannya. Allah SWT membelah Laut Merah untuk memberikan jalan keluar bagi Bani Israil, sementara Firaun dan bala tentaranya tenggelam. Peristiwa ini bukan hanya sebuah mukjizat besar, tetapi juga simbol kemenangan kebenaran atas kezaliman dan kebatilan. Kisah ini mengajarkan kita tentang kekuasaan Allah yang tak terbatas dan pentingnya kesabaran serta beriman dalam menghadapi ujian hidup.

2. Puasa Sunnah Hari Asyura: Ketika Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, beliau mendapati kaum Yahudi berpuasa pada hari Asyura sebagai bentuk rasa syukur atas keselamatan Nabi Musa AS. Beliau kemudian bersabda, “Kami lebih berhak atas Musa daripada kalian,” dan memerintahkan umat Islam untuk berpuasa pada hari tersebut. Puasa Asyura menjadi puasa sunnah yang sangat dianjurkan dan memiliki keutamaan besar. Bahkan, untuk membedakan diri dari kaum Yahudi, Nabi puasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram, atau 10 dan 11 Muharram.

3. Tragedi Karbala dan Pengorbanan Imam Husain: Selain peristiwa di masa Nabi Musa, Hari Asyura juga menjadi hari yang sangat bersejarah dalam konteks perjuangan umat Islam, yaitu gugurnya cucu Rasulullah SAW, Imam Husain bin Ali, dalam pertempuran di Karbala. Peristiwa ini menjadi simbol pengorbanan, keberanian, dan keteguhan dalam membela kebenaran meskipun harus menghadapi tekanan dan kezaliman yang luar biasa. Kisah ini mengajarkan kita nilai-nilai keadilan, kesabaran, dan semangat menyerah dalam memperjuangkan hak dan kebenaran.

Amalan yang tersebar di Bulan Muharram untuk Meraih Keberkahan

Untuk memaksimalkan keberkahan bulan Muharram, khususnya di sekitar Hari Asyura, terdapat berbagai amalan yang sangat dianjurkan untuk dilakukan oleh setiap umat Islam:

1. Puasa Sunnah Muharram: Puasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram (Tasu’a dan Asyura) adalah amalan yang sangat dianjurkan. Jika tidak memungkinkan, puasa pada tanggal 10 dan 11 Muharram juga sangat baik. Puasa ini bukan sekedar sebagai bentuk ibadah, namun juga sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meneladani sunnah Rasulullah SAW.

2. Memperbanyak Istighfar dan Dzikir: Bulan Muharram adalah waktu yang tepat untuk memperbanyak istighfar, memohon ampunan atas dosa-dosa yang telah lalu, serta memperbanyak dzikir dan doa. Dengan memperbanyak zikir dan membaca Al-Qur’an, hati menjadi lebih tenang dan jiwa semakin bersih dari noda dosa.

3. Bersedekah dan Menolong Sesama: Memperbanyak sedekah di bulan Muharram, terutama pada Hari Asyura, dipercaya membawa keberkahan dan membuka pintu rezeki. Sedekah juga merupakan wujud nyata kepedulian sosial yang sangat ditekankan dalam Islam. Dengan berbagi kepada sesama, kita tidak hanya membantu mereka yang membutuhkan, tetapi juga membersihkan harta dan memperkuat rasa empati.

4. Merenungi Kisah Para Nabi dan Pejuang Islam: Mengangkat hikmah dari perjuangan Nabi Musa AS, Imam Husain, dan para pejuang Islam lainnya dapat menjadi pelajaran hidup yang sangat berharga. Kisah-kisah mereka mengajarkan kita tentang kesabaran, keberanian, keadilan, dan keteguhan iman dalam menghadapi berbagai ujian dan tantangan hidup.

Penulis bernama Jihan Sabila Fadma, Mahasiswi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Syiah Kuala.

Editor: Cut Irene Nabilah