Beranda Headline Peserta SNMPTN Tak Bisa Ikuti SBMPTN Jika Tidak Daftar Ulang Kelulusan SNMPTN

Peserta SNMPTN Tak Bisa Ikuti SBMPTN Jika Tidak Daftar Ulang Kelulusan SNMPTN

BERBAGI
Ilustrasi. (Wendi Amiria/DETaK)

Zikrina Munawarah | DETaK

Darussalam– Mengacu pada jadwal yang ditetapkan oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Proses Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) telah dimulai sejak tanggal 14-27 Februari 2020.

Di tahun ini peserta yang sudah dinyatakan lulus pada SNMPTN namun tidak melakukan daftar ulang maka tidak bisa mengikuti Seleksi Bersama Masuk Perguruan tinggi Negeri (SBMPTN).

Iklan Souvenir DETaK

Hal tersebut diungkapkan oleh kepala humas Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Chairil Munawir saat ditemui oleh pewarta detakusk.com pada Kamis, 27 Februari 2020.

“Peserta SNMPTN yang lulus namun tidak mengambil jurusan tersebut, maka dia tidak bisa mengikuti SBMPTN, dikunci oleh sistem,” ujar Chairil saat ditemui di kantornya.

Chairil menambahkan pemilihan fakultas dan jurusan yang dilakukan secara sembarang ketika SNMPTN juga mempengaruhi bisa tidaknya mereka mengikuti SBMPTN.

“Misalnya, pilihan pertama dia pilih, kemudian pilihan kedua dipilih asal-asal. Nah, begitu lulus pilihan kedua tidak daftar ulang, maka tidak bisa daftar SBMPTN. Hilang kesempatan dia untuk kuliah tahun ini,” jelasnya.

Oleh karena itu, ia berharap agar peserta SBMPTN benar-benar mengisi pilihan pertama dan kedua di SNMPTN dengan jurusan yang sesuai minat dan kemampuan mereka.

“Jadi, untuk peserta SNMPTN dan jalur lainnya baik SBMPTN maupun mandiri, waktu memilih prodi itu benar-benar memilih yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Jangan coba-coba saja,” harap Chairil.

Pendaftaran SNMPTN tahun ini dimulai dari tanggal 14-27 April 2020 dan hasil seleksi akan diumumkan pada tanggal 4 April 2020 mendatang, dengan sistem pemeringkatan dilakukan oleh pihak sekolah.

“Pemeringkatan siswa yang tahun lalu dilakukan oleh sistem di Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT). Tahun ini dilakukan oleh sekolah karena kalau sekolah itu kan lebih tahu tentang siswanya, siapa yang berprestasi. Jadi diberilah kepercayaan kepada sekolah untuk melakukan pemeringkatan,” katanya. [*]

Editor: Nurul Hasanah